MEDAN (RIAUPOS.CO) - Demi memberi kemudahan bertransaksi bagi pelaku usaha dan masyarakat, Bank Indonesia (BI) berinovasi dengan menciptakan BI FAST. Sistem pembayaran non tunai yang cepat mudah murah aman dan handal (Cemumuah) ini menjadi bentuk dukungan BI dalam mewujudkan ekonomi keuangan digital dan juga mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi.
Guna meningkatkan adopsi BI FAST di masyarakat, BI pun menyelenggarakan sosialisasi BI FAST di Wilayah Sumatera yang berlangsung di Medan dan disiarkan melalui Zoom Meeting, Jumat (23/9) pagi. Dalam kesempatan itu, hadir Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut sekaligus Koordinator Sumatera, Doddi Zulferdi.
Ia mengatakan, sejauh ini sudah banyak sistem pembayaran non tunai yang telah mempermudah masyarakat dalam bertransaksi, salah satunya inisiatif BI FAST. "Sudah ada 77 peserta BI Fast yang terdiri sejumlah bank umum yang memiliki kantor regional atau cabang di wiliayah Sumatera, maupun bank pembangunan daerah dan bank swasta lokal," ujarnya.
Melalui sosialisasi ini, pihaknya berharap awarness pelaku ekonomi terhadap inovasi BI FAST semakin luas dan semakin memperkuat ekosistem sistem pembayaran digital di Sumatera Indonesia.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan saat ini semua urusan memakai uang digital (Sumud). Tema yang diangkat dalam sosialisasi ini, yakni "Akselerasi Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital Melalui BI FAST dinilainya sebagai tema yang penting. Mengingat BI FAST yang merupakan terobosan baru BI ini ini mengakibatkan pembayaran digital itu bisa 24 jam dalam 7 hari. “Event Sabtu Minggu dulu kalau kita mau transaksi UMKM Jumat, baru dapat uangnya Senin. Dengan BI FAST, semuanya sekarang real time. Inilah yang mau kita sosialisasikan," jelasnya.
Sebagai otoritas, BI dikatakannya harus melakukan reformasi dalam mewujudkan ekonomi dan keuangan digital. "BI akan bertanggungjawab terhadap ekosistem dari sistem pembayaran," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan tentang keunggulan BI FAST, yakni Cemumuah. "Cepat karena dia real time. Mudah karena bisa pakai proxy. Tidak perlu mengingat-ingat nomor rekening. Nomor handphone saja cukup," terangnya.
Sementara itu, untuk poin murah, dinilainya menjadi poin yang paling menonjol pada keunggulan BI FAST ini. "Murah sudah pasti. Dari Rp6.500 di online transfer, sekarang tinggal Rp2.500. Ini yang sangat mendorong," lanjutnya.
Pihaknya bahkan berharap, ke depan, sistem payment ini bisa gratis nantinya agar lebih memudahkan masyarakat.
Sementara itu terkait keamanan, karena di dalam sistemnya ada . "’In sya Allah aman. Kita sudah menguji," terangnya lagi.
Terkait handal, dibuktikan dengan kesiapan BI yang memberikan pelayanan 24 jam dalam 7 hari dengan tetap masuk di hari Sabtu dan Ahad.
Pihaknya juga mengapresiasi dan mengundang pimpinan beberapa bank yang menjadi peserta BI FAST di Sumatera. Salah satunya adalah Direktur Utama Bank Riau Kepri (BRK) Syariah, Andi Buchari. Dikatakan Doni, BRK Syariah merupakan satu di antara bank yang menjadi peserta BI FAST di Sumatera. "BRK Syariah adalah salah satu bank daerah pertama yang ikut gabung dalam BI FAST. Jadi kita beri apresiasi," ujarnya.
Ia berharap, semakin banyak bank-bank daerah yang menyusul langkah baik dari BRK Syariah ini.
Di samping itu, Doni juga ingin BI FAST ini bukan hanya menguntungkan masyarakat, namun juga perbankan. "Ada salah satu bank yang mengatakan dulu online transfer Rp6.500. Tapi, BI FAST bisa membuktikan dengan Rp2.500 dia malah tambah untung. Karena kuantitinya jadi semakin besar. Jadi nanti bisa dibuktikan nanti oleh bank-bank. Orang semakin banyak bertransaksi karena murah," paparnya.
Manfaat BI FAST ini juga dinilainya sangat penting bagi UMKM. "Karena uangnya realtime dan cashflownya juga cepat," lanjutnya.
Karena itu, ia berharap BI FAST ini bisa menjadi solusi transaksi digital yang ramah bagi semua kalangan. Pihaknya juga komit untuk terus mengembangkan sistem agar masyarakat semakin diuntungkan.(azr)