JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi (PE) tahun ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk mengejar PE 4 persen pada 2021, ada prasyarat yang harus dipenuhi. Salah satunya, kuartal IV 2021, PE harus mencapai 6 persen.
“Kita berupaya menjaga di angka 5,5–6 persen kalau kita mau tumbuh (sepanjang 2021, Red) di angka 4 persen,” ujarnya secara virtual Senin (22/11/2021).
Airlangga optimistis target itu bisa dicapai. Hal itu didasari pada optimisme pemulihan ekonomi yang mulai terlihat.
Dia memerinci, berbagai indikator makro ekonomi pada kuartal IV mulai membaik apabila dibandingkan kuartal III. Purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia juga kembali berada di level ekspansif, yakni mencapai 57,2.
“Mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dan merupakan yang tertinggi di ASEAN,” imbuhnya.
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu surplus USD 5,73 miliar. Kondisi itu melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 18 bulan berturut-turut. Selain itu, ekspor pada Oktober 2021 mencapai USD 22,03 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah.
Airlangga meminta para pelaku usaha dan investor dapat memanfaatkan momentum yang baik tersebut. Hal itu seiring dengan upaya pemerintah mendorong agar investasi bisa tumbuh sehingga membawa dampak baik, yakni penciptaan lapangan kerja.
“Pemerintah menggenjot industri berbasis ekspor sehingga kita bisa memperoleh devisa,” jelas mantan Menperin itu.
Menko Perekonomian menambahkan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB (pembentukan modal tetap bruto) dengan kontribusi sebesar 83,54 persen. Sektor-sektor utama yang juga masih tumbuh positif, antara lain, jasa kesehatan sebesar 14 persen, infokom 5,51 persen, pertanian 1,31 persen, dan realestat 3,42 persen.
“Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu program PPnBM DTP (pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah) di sektor otomotif membuat supply chain-nya bergerak. Diperkirakan, tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke 850.000 unit dan ekspornya bisa meningkat mencapai 300 ribu kendaraan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sampai kemarin, realisasi klaster insentif dunia usaha telah mencapai 99,4 persen, yakni Rp 62,47 triliun dari pagu sebesar Rp 62,83 triliun.
Suahasil menuturkan, kondisi itu mencerminkan bergeraknya aktivitas ekonomi. Karena ekonominya bergerak, ada klaim atas insentif pajak.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra