RIAUPOS.CO - PLN Nusantara Power memantapkan diri sebagai subholding pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara. Hal ini ditunjukan dari laba bersih yang dicetak perusahaan pada tahun 2022 mencapai Rp6,58 triliun yang disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Juni ini. Prestasi ini didapatkan salah satunya melalui penyaluran energi listrik ke seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun 2022, terutama sebagai langkah lanjutan untuk memulihkan ekonomi pascapandemi.
Tercatat, sebesar 42.523.064 Megawatt hour (MWh) telah diproduksi dan disalurkan PLN NP sepanjang tahun 2022 kepada PLN untuk didistribusikan kepada masyarakat Indonesia. Kinerja produksi listrik ini melampaui dari yang ditetapkan Rencana Kerja Anggara Perusahaan (RKAP) tahun 2022 dari sebesar 38.833.866 MWh atau 9.5 persen lebih besar dari target tahun 2022.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menyampaikan kinerja ini tidak terlepas dari komitmen seluruh karyawan dalam menghadirkan nyala terang listrik berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Kinerja operasional ini juga menjadi penanda perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya pascapandemi.
“Sebagai subholding pembangkit terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh. Seluruh karyawan PLN NP telah bertekad dan berkomitmen dalam menghadirkan energi listrik untuk menerangi pertiwi, secara efisien, tepat, dan berlandaskan asas ramah lingkungan”, ujar Ruly.
Sepanjang tahun 2022 juga menjadi tahun energi bersih bagi PLN NP. Sebanyak 20 unit pembangkit telah diujicobakan pada implementasi co-firing, teknologi substitusi batu bara dengan biomassa, yang mempercepat pemenuhan bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025. Di antaranya, 16 unit telah berhasil go live komersil co-firing. Tercatat, PLN NP telah menghasilkan 250.351,25 MWh kumulatif energi bersih dari co-firing dengan total biomassa yang terserap mencapai 230.450,86 ton biomassa.
Tidak berhenti di sini saja, pasokan energi bersih juga turut dihasilkan dari unit pembangkit berbasis air dan surya yang dimiliki PLN NP seperti PLTA Brantas, PLTA Cirata, serta PLTS Terapung Cirata yang akan segera menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac.
Digitalisasi juga menjadi salah satu poin penting yang diperhatikan perusahaan. Melihat tren di dunia yang bergeser ke arah digital, dengan cepat dan sigap PLN NP mengambil peluang dan menerapkan digitalasi pembangkit sebanyak 16 unit melalui inovasi ICORE (Intelligence Center of Optimization Reliability and Efficiency). Digitalasi pembangkit PLN NP juga menembus target yang awalnya hanya 13 unit.
“Co-firing dan ICORE menjadi inovasi kami dalam mendorong efisiensi di unit pembangkit. Khususnya cofiring, inovasi ini menjadi salah satu tumpuan kami dalam upaya mengurangi emisi karbon nasional.Sebanyak 386.244 ton CO2 telah berhasil kami hindari untuk dilepas ke udara melalui program co-firing sepanjang tahun 2022”, tambah Ruly.
PLN NP terus berkomitmen untuk bertumbuh kembang bersama masyarakat dan lingkungan di sekitar unit bisnisnya. Terbukti, sepanjang tahun 2022, 5 (lima) penghargaan PROPER Emas dan 4 (empat) PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil digaet PLN NP.(adv)