Siak Intip Peluang Industri Syariah

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 20 Juli 2018 - 16:30 WIB

Siak Intip Peluang Industri Syariah
SAMBUT KANWIL PAJAK: Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi menyambut dan menyalami rombongan Kanwil Pajak Provinsi Riau di Siak Sriindrapura, baru-baru ini.

SIAK(RIAUPOS.CO) - Kebangkitan perekonomian masyarakat di daerah lewat tumbuhnya industri syariah, menjadi mimpi besar Bupati Siak H Syamsuar ke depan. Syamsuar membaca peluang tersebut berkaca dari keberhasilan negara-negara tetangga yang menjadi produsen beragam komoditi dan produk dalam industri syariah.

Baca Juga :Ketua DPRD Siak Berikan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir

Sayangnya kata orang nomor satu Negeri Istana tersebut, pangsa pasar terbesar industri syariah justru berasal dari konsumen di dalam negeri.

Demikian disampaikan Syamsuar dalam pertemuan segitiga antara Pemkab Siak-Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)-Tim Inovatif Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (Ikkon), dengan agenda penentuan prioritas bidang kreatif Kabupaten Siak tahap II, yang berlangsung di ruang rapat Zamrud Komplek Abdi Praja Siak Sriindrapura, Rabu malam (17/7).

Hadir dalam kesempatan tersebut Wabup Alfedri, Kadispar Fauzi Asni, Kadiskop dan UMKm Wan Fajri Aulia, perwakilan Bekraf dan 12 orang tenaga profesional dari berbagai bidang industri kreatif yang tergabung dalam tim Ikkon mitra Bekraf.

‘’Satu media cetak besar nasional menyebut peluang perekonomian ke depan adalah industri syariah yang masih dirajai negara tetangga, pasar terbesarnya dalam negeri,’’ kata Syamsuar.

Dia juga menyebut industri syariah di Thailand maju pesat karena sudah menerapkan lisensi dan laboratorium halal di sektor pariwisata.

‘’Semoga Bumi Melayu ini ke depan juga punya lisensi dan laboratorium halal, agar industri syariah bisa bangkit dimulai dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau,’’ sebutnya.

Lanjutnya, peluang industri syariah kini mulai dikenal luas. Tak hanya makanan, konsep syariah juga mulai diimplementasikan ke industri perbankan, properti, fashion hingga gaya hidup.

‘’Saya pikir anak-anak muda kita cukup bertalenta dan kreatif, namun perlu difasilitasi. Kemitraan Pemkab Siak dan Bekraf melalui Ikkon ini bertujuan untuk mendorong ekonomi kreatif  sebagai sektor penting dari kebangkitan pariwisata daerah kita yang kental dengan karakter Heritage, Natura, dan Culture,” kata dia.

Syamsuar juga optimis bila ekraf di sektor industri syariah ini bertumbuh dengan baik, dampaknya angka pengangguran akan bisa ditekan.

‘’Saya ingin anak muda kita terfasilitasi baik branding, packaging, maupun marketing produk kreatifnya sehingga sukses berkarir menjadi entrepreuner. Duitnya Insya Allah bisa lebih banyak daripada menjadi PNS,” kelakarnya.

Irfan, perwakilan Bekraf menyambut baik gagasan Syamsuar. Kata dia, pemikiran visioner Gubernur Riau terpilih tersebut sejalan dengan program pusat yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia.

‘’ Presiden melalui nawacita juga berkeinginan memajukan Indonesia menjadi sentra fashion untuk dunia,’’ kata dia.

Namun demikian lanjutnya, terkait pemetaan potensi industri kreatif di Siak masih memerlukan beberapa tahapan survei lagi.

‘’Kinerja tim Ikkon amat programatik, terstruktur dan terencana dari awal hingga akhir. Dari empat kali pertemuan akan dikuratori, sehingga prototiping nanti semakin mengerucut,’’ ungkapnya.

Sementara itu Titi Indahyani, koordinator tim 12 Ikkon yang diturunkan Bekraf di Siak optimis peluang ragam potensi ekraf yang ada di Siak.

‘’Secara umum dasar rancangan desain hasil survei di Siak pada tahap kedua ini, diharapkan berdampak positif bagi pariwisata dan ekonomi lokal, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” kata doktor jebolan Australian University of Technology ini.

Selama hampir dua jam pertemuan, Tim Ikkon melaporkan hasil pemetaan potensi heritage, nature dan spiritual di Siak. Sejumlah usulan prototiping yang dirancang terungkap dalam presentasi tim. Beberapa di antaranya project inovasi bisnis digital fotografi, iven program, rancangan paket wisata, design produk unggulan dan pengembangan fashion berbasis budaya tenun, batik, ikat dan songket dan seni budaya.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook