PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Setelah setahun alih kelola WK Migas Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), BUMN kebanggan Indonesia itu telah berhasil meningkatkan produksinya menjadi 161.000 barel per hari.
Capaian itu setelah berhasil melakukan pengeboran 350 sumur dari target 500 sumur di tahun 2022 tanpa ada insiden. Sebuah capaian yang patut diapresiasi, yang artinya telah menerapkan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) yang ketat. Bahkan berhasil memperpendek rentang waktu antara pengeboran hingga awal produksi menjadi 15 hari dari awalnya 22 hari hingga 30 hari untuk daerah Minas dan 35 hari hingga 40 hari di daerah Duri. Capain ini tentunya suatu capain yang luar biasa.
Demikian diungkapkan Komisaris Utama PT Sinar Riau Kontraktor (SRK) Arsdianto Rachman, Kamis (18/8). "Harapanya tentu target produksi mencapai 200.000 barel per hari bisa tercapai pada tahun 2024," ungkap pria yang lebih dikenal dengan nama Anto Rachman itu.
Anto Rachman yang tak lain merupakan Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Riau itu juga menyatakan, capaian PHR merupakan bukti kerja keras manajemen anak perusahaan Pertamina Hulu Energi itu. "Ini sebagai bukti hasil kerja keras dan soliditas dari semua unsur manajemen PHR dari bawah hingga pucuk pimpinan. Tentunya capaian ini merupakan paduan kerja operasi yang handal serta didukung unsur supply chain yang baik," jelas pria yang tak asing di industri Migas itu.
Manurut Anto Rachman yang sejak muda sudah meneruskan usaha sang ayah, Rachman di bidang Migas, capaian PHR tersebut bukanlah pekerjaan mudah seperti dibayangkan berbagai kalangan, perlu waktu. "Itu bukan pekerjaan mudah, yaitu dalam memadukan dua budaya kerja dalam waktu singkat, antara budaya kerja CPI dengan Pertamina. Hal ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, khusus unsur Forkominda tingkat Provinsi Riau hingga kabupaten," ungkap tokoh masyarakat Riau itu.
Menurut Anto Rachman, meskipun masih ada kekurangan di sana-sini, menurutnya hal itu adalah hal yang manusiawi, prinsipnya selalu menyempurnakan setiap kekurangan. "Namun terlihat adanya komitmen yang kuat dari unsur manajemen untuk mengakomodir peran serta lokal agar bisa naik kelas. Manfaatnya saya yakin bisa terasa dari pada ketika dikelola oleh CPI, ini tinggal persoalan waktu saja. Saya melihat ada keterbukaan dan kemauan serta dorongan dari unsur pimpinan untuk membuka peluang bagi anak-anak daerah. Hal ini perlu kita sambut positif," ungkap Anto Rachman.
"Intinya, perlu suasana sejuk dan kondusif untuk kerja besar ini agar target pemerintah dapat meningkatkan lifting nasional," ujar Anto Rachman yang sejak semasa remaja sudah aktif membantu kegiatan orang tuanya dalam mengoperasikan pelayanan tranportasi dan kendaraan operasi seluruh karyawan Caltex sejak awal tahun 1968 di bawah bendera PT Sinar Riau itu.(rls/esi)