PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Awal Februari 2022, usaha kikro kecil menengah (UMKM) Dapur Aru yang merupakan binaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (PLN UIP Sumbagteng) dan Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kuok (BPSI LHK Kuok), mengikuti workshop dan Business Matching Pengembangan Pasar Moringa Indonesia, yang dipusatkan di Bali dengan peserta dan pembicara dari Indonesia, Belanda, dan Belgia.
Moringa Oleifera nama latin dari tanaman kelor merupakan salah satu tumbuhan yang sudah banyak dikenal pemanfaatannya oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini masuk ke dalam komoditas perkebunan spesifik daerah yang difokuskan menjadi komoditas pengembangan dalam akselerasi Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (Gratieks). Moringa Oleifera dikenal juga sebagai Amazing Tree dan The Miracle Tree karena memiliki potensi farmakologis sebagai anti mikroba, antioksidan, nutrisi makanan, anti kanker, dan anti diabetes.
Dalam rangka mendukung pengembangan kelor Indonesia untuk pencapaian Gratieks sekaligus membangkitkan semangat petani dan pelaku usaha dalam usaha budidaya, industri dan pemasaran, maka Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan berkolaborasi dengan Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI), menyelenggarakan workshop dan Business Matching Pengembangan Pasar Moringa Indonesia (hybrid event) dengan tema Moringa Indonesia: from Local Culture to Global Business.
Pengelola UMKM Dapur Aru sekaligus Ketua DPW ABMI Provinsi Riau Nurhidayah Sari, berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut secara langsung. Dalam agenda yang diadakan selama dua hari ini, turut tampil beberapa pembicara di antaranya, Prof Ir Sukoso MSc PhD dari Universitas Brawijaya, Kilala Tilaar dari PT Martha Tilaar, Ketua Umum ABMI dan Atase Perdagangan Kedutaan Indonesia di Belanda.
Melalui materi yang disampaikan peserta diberikan pemahaman terhadap standarisasi yang harus dipenuhi untuk menembus pasar internasional, kriteria mendapatkan sertifikat halal dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk industri kecantikan serta potensi kelor di pasar Eropa.
Dalam paparannya Ketua Umum ABMI, sebuah asosiasi beranggotakan petani dan pengusaha yang mempunyai visi menjadikan tanaman kelor sebagai bagian budaya dan budidaya yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat, berkomitmen mendorong kelembagaan dan penumbuhan pelaku usaha yang berdaya saing global.
Pada kesempatan tersebut produk olahan kelor Dapur Aru yang ikut meramaikan stan pameran mendapatkan apresiasi dari Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Dedi Junaedi MSc.
Kegiatan ditutup dengan melakukan kunjungan ke kebun dan unit pengolahan moringa milik PT Agro Bali Investama di Kabupaten Jembrana, untuk menyaksikan proses produksi dan berdiskusi dengan pihak pengelola.(anf)