JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Harga emas dunia secara mingguan menguat seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat kenaikan yield obligasi USA. Hal itu membuat daya tarik emas kembali berkilau meskipun dibayangi oleh kebijakan bank sentral AS, The Fed.
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar pasar spot harga emas naik secara mingguan sebesar 2,1 persen. Pada saat ini emas stabil di level USD 1.794,09 per ons. Sedangkan harga emas di pasar berjangka turun tipis 0,1 persen ke harga USD 1.795,50 per ons.
Pemangku kebijakan bank sentral AS memandang pasar tenaga kerja AS telah cukup pulih, sehingga pandangan sorot terhadap inflasi cukup tajam.
Kemudian, Komite pengarah Dana Moneter Internasional pada hari Kamis lalu juga mendesak pemangku kebijakan global untuk memantau dinamika harga dengan cermat, tetapi tetap melihat tekanan inflasi yang bersifat sementara dan akan memudar seiring normalnya ekonomi.
Selain itu, pemicu kenaikan emas lainnya adalah jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun di bawah 300.000 pekan lalu untuk pertama kalinya dalam 19 bulan. Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik 0,5 persen pada September, kenaikan terkecil dalam sembilan bulan.
Sementara mengutip batangan PT Antam (Persero) hari ini turun Rp12.000 per gram dijual seharga Rp914.000 per gram dibandingkan harga hari sebelumnya RP926.000 per gram. Sedangkan harga buyback emas Antam ini juga turun Rp14.000 atau jadi Rp803.000 per gram dibandingkan buyback hari sebelumnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi