INDUSTRI SAWIT DAN KARET

PTPN V Dorong Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 16 April 2019 - 13:37 WIB

PTPN V Dorong Produktivitas dan Kesejahteraan Petani
Direktur Utama PTPN V, Jatmiko K Santosa.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V), BUMN yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan karet di Riau, berkomitmen melakukan inovasi bisnis guna meningkatkan kinerja perseroan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani yang berada di wilayah operasionalnya.

Salah satu inovasi yang digagas manajemen PTPN V adalah Program Insentif untuk Karet Rakyat.

Baca Juga :Harga TBS Sawit Riau Naik Jadi Rp2.577 per Kg

Program Insentif untuk Karet Rakyat berupa pemberian subsidi harga bahan olah karet rakyat (bokar). Program yang dilakukan secara khusus dan terbatas ini, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani karet, serta menjadi stabilisator harga karet di pasar. Saat ini, Program Insentif untuk Karet Rakyat telah diterapkan di dua wilayah unit kerja PTPN V yaitu Bukit Selasih dan Sei Lindai, Riau.

Program yang telah dilaksanakan sejak pekan ketiga Februari 2019 ini, terdiri dari sejumlah kegiatan antara lain, melakukan pembelian karet secara langsung kepada petani plasma, dengan ikut serta tender yang dilaksanakan kelompok tani. Melakukan pembelian bokar kepada petani rakyat dilakukan secara langsung, dan melakukan sosialisasi kepada petani untuk ikut serta dalam program ini, sehingga tepat sasaran dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Sebagai wujud BUMN hadir untuk negeri, Program Insentif untuk Karet Rakyat terbukti dalam waktu singkat telah berhasil membawa manfaat positif yang besar bagi kesejahteraan petani karet di Riau. Setelah dilakukan Program Insentif Untuk karet rakyat, telah terjadi peningkatan harga beli bokar di pasar karet lokal sebesar 23,48 persen. Selain itu, insentif yang kami berikan terbukti mampu membuat pergerakan harga pasar karet lebih kompetitif dan harga tidak lagi dipermainkan oleh pengumpul besar,” tegas Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa.

Jatmiko menambahkan, sebelum dilakukan pemberian insentif, harga bokar di kalangan petani rata-rata sebesar Rp7.802-Rp.8004 per kilogramKB. Namun, setelah PTPN V aktif membeli bokar petani, harga bokar meningkat menjadi rata-rata Rp9.336-Rp10.117 per kg karet basah (KB). Artinya, harga bokar naik rata-rata mencapai Rp1.539 per kgKB. Kenaikan harga bokar tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan pendapatan petani hingga rata-rata mencapai Rp1.539.000 per bulan, dengan asumsi produktivitas per hektare 500 kgKB per bulan dan memiliki lahan minimal dua hektare.

Tidak hanya itu, inisiatif bisnis ini juga mampu mendorong peningkatan kinerja perseroan. Setelah pelaksanaan Program Insentif untuk Karet Rakyat, pemenuhan keperluan karet PTPN V dapat terpenuhi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Biaya pengolahan karet juga dapat ditekan hingga sebesar 11,33 persen, dengan estimasi dari Rp2.977 per kg karet kering (KK) menjadi Rp2.639,63 per kgKK. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatnya kepercayaan petani karet untuk bekerja sama dengan PTPN V.

Hingga pekan pertama April 2019, Program Insentif untuk Karet Rakyat telah dinikmati hasilnya oleh total 2.923 petani, yang terdiri dari 983 orang petani di wilayah kerja Unit Pabrik Pengolahan Karet Rakyat (PPKR) Bukit Selasih (BSE) di Indra Giri Hulu dan 1.940 orang petani yang berada di wilayah Kebun Sei Lindai (SLI) di Kampar, Riau. Sementara jumlah insentif yang telah dikucurkan bagi karet petani, hingga Ahad pertama April 2019, telah mencapai Rp3,6 miliar. Potensi untuk perluasan Program Insentif untuk Karet Rakyat ini sangat besar mengingat jumlah petani dan luas lahan karet di Riau yang sangat besar.

Saat ini, jumlah petani plasma karet di Riau 11.921 orang (khusus jumlah petani plasma PTPN V sebanyak 8.931 orang) dan petani karet rakyat (mandiri) 235.908 orang. Selain itu, berdasar data Dinas Perkebunan Provinsi Riau, luas perkebunan karet di Riau 504.715 hektare terdiri dari 6.500 hektare kebun Inti PTPN V dan 17.861 hektare kebun Plasma PTPN V. Sedangkan Plasma Swasta 5.981 hektare dan kebun rakyat 474.373 hektare.

“Kami optimistis, inovasi bisnis yang kami lakukan ini akan dapat meningkatkan pendapatan petani karet sekaligus menjadi wujud peran aktif BUMN yang selalu hadir dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Jatmiko.(mng)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook