BTPN Syariah Beri Pendampingan Usaha Nasabah

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 15 September 2022 - 02:06 WIB

BTPN Syariah Beri Pendampingan Usaha Nasabah
Evi Tri Wahyuni yang berjualan kerupuk kulit sedang didampingi Fauzan Ridha, Business Coach Area Riau. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - BTPN Syariah berupaya memberikan pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan yang  berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan kepada nasabahnya. Di mana BTPN Syariah tidak saja hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha.

Seperti yang dirasakan Vivi Oktavianti (32), yang berjualan kerupuk sagu di Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya, dan Evi Tri Wahyuni (38), yang berjualan kerupuk kulit di Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru.


"Awalnya dulu kan saya dapat informasi dari teman, nasabah BTPN Syariah, bahwa proses pinjamannya cepat, mudah dan gampang, makanya saya mengajukan pinjaman ke BTPN Syariah," ungkap Vivi, saat dikunjungi rombongan BTPN Syariah, yang dipimpin Ainul Yaqin, Corporate & Marketing Communications Head BTPN Syariah dan Fauzan Ridha, Business Coach Area Riau, Rabu (14/9/2022).

Sejak menjadi nasabah BTPN Syariah, istri Saparudin (38) itu merasa banyak terbantu. Dari awal dia meminjam Rp3 juta, setelah tiga tahun berselang pinjamannya naik menjadi Rp8 juta.

"Saat Covid-19, saya yang awalnya berjualan jilbab, boleh dikatakan tak bisa berjualan, karena tak ada lagi pameran ataupun ekspo. Saya hanya bisa berjualan di pasar, itupun hasilnya tak seberapa. Akhirnya, saya memilih melanjutkan usaha keluarga di kampung, yaitu berjualan kerupuk sagu Kuansing," beber Vivi.

Sekarang, katanya, berkat program pendampingan berkelanjutan yang meliputi topik kesehatan, kewirausahaan dan pengembangan komunitas BTPN Syariah, usahanya terus tumbuh dan semakin berkembang. Dari awalnya hanya 100 bungkus kerupuk sehari, sekarang dia sudah membuat 500-600 bungkus sehari.

"Dengan biaya produksi sekitar Rp1 juta, satu minggu saya bisa menghasilkan Rp5 juta," jelas Vivi yang berharap bisa punya lahan luas dan pabrik kerupuk.

Hal senada dikatakan Evi Tri Wahyuni (38), yang berjualan kerupuk kulit. Warga Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru itu mengaku sangat terbantu dengan pembiayaan dari BTPN Syariah.

"Awalnya Rp3 juta pada empat tahun lalu, untuk tambahan modal usaha. Sekarang saya sudah bisa dapat pinjaman Rp25 juta dengan omzet Rp22,5 juta seminggu," ungkapnya.

Tak hanya itu, dari awalnya hanya dia dan suami yang mengolah kerupuk kulit, saat ini dia sudah memiliki tiga karyawan.

"Bahan baku dari rumah potong, Jambi dan Sorek. Setelah diolah jadi kerupuk kulit mentah, nanti ada pembeli yang menjemput ke sini," tambahnya.

Corporate & Marketing Communications Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin mengatakan, hingga Juni 2022, pembiayaaan yang sudah tersalurkan kurang lebih Rp171 miliar kepada lebih dari 49 ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Pekanbaru.

"Selama kami menekuni bisnis ini, kami terinspirasi kisah-kisah nasabah kami dalam perjuangan mereka mewujudkan niat baik untuk hidup yang lebih berarti, salah satunya cerita Ibu Vivi Oktavianti dengan usaha yang awalnya menjual pempers dan sabun cair, lalu menambah usaha besar berjualan kerupuk sagu di Tengku Bey, Pekanbaru, lalu ada Ibu  Evi Tri Wahyuni dengan usaha kerupuk kulit sebagai produk UMKM di Pekanbaru," ungkapnya.

Ainul mengatakan, ketekunan dan kegigihan mereka berdua menjadikan usahanya naik kelas, sehingga mereka patut menjadi nasabah inspiratif di mana mereka telah berhasil membangun perilaku unggul yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) untuk dirinya dan komunitasnya.

"Selama lebih dari satu dekade melayani nasabah inklusi, BTPN Syariah tetap berupaya memberikan dampak sosial yang nyata bagi seluruh pemangku kepentingan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai rangkaian aktivitas sosial berkelanjutan. Program-program yang dijalankan di Riau antara lain membantu dalam pengadaan komputer untuk sekolah dan madrasah, pengadaan alat pembuatan kompos dan perpustakaan di sentra-sentra yang menjangkau nasabah dan komunitasnya," tambahnya.

Business Coach Area Riau BTPN Syariah, Fauzan Ridha, mengatakan, BTPN Syariah dibuka di Riau pada 2013 dengan 12 mobile marketing syariah. Namun di tahun ini, jumlahnya meningkat menjadi 36 mobile marketing syariah.

"Kami lihat tingkat kemiskinan paling banyak. Jika banyak, kami layak buka di sana, khususnya ibu-ibu prasejahtera," katanya.

Saat ini, katanya, ada 49.632 nasabah di Riau yang tersebar di empat area, yaitu Siak Hulu, Sukajadi, Rumbai, dan Tampan.

"Kami juga peduli dengan keluarga miskin, dengan menyalurkan bantuan ke warga miskin, dan beasiswa kepada anak yatim, terutama anak nasabah," tutur  Fauzan.

 

Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook