JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Selain performa yang kuat, kemampuan grafis dan visual juga kamera yang memukau, smartphone flagship dengan harga mahal biasanya juga tahan banting. Mulai dari tahan air, tahan debu, serta tahan benturan atau goresan dengan sematan sertifikasi dan standarisasi tertentu.
Untuk ketahanan terhadap air misalnya, ada sertifikasi IP atau Ingress Protection. Selain itu ada juga lapisan tertentu yang melindungi perangkat dari kekuatan benturan dan goresan.
Namun untuk mendapatkan fitur itu semua, konsumen mesti menebusnya dengan harga yang tak murah. Untuk ketahanan air saja, smartphone dengan fitur tersebut biasanya hanya ada di kelas teratas dengan banderol harga di atas Rp 8 jutaan.
Melihat hal tersebut, Samsung tampaknya ingin membawa fitur ketahanan air lebih terjangkau. Hal ini berdasarkan laporan yang beredar kalau Samsung sedang mempersiapkan ponsel pintar kelas menengah bahkan terjangkau yang punya fitur ketahanan air.
Menurut sebuah laporan oleh TheElec, Samsung ingin memperkuat posisinya dengan memperkenalkan fungsi waterproofing ke model smartphone kelas menengah dan bawah, mulai tahun depan.
Keputusan tersebut datang sebagai solusi ganda, yakni membantu Samsung meningkatkan daya tarik smartphone kelas menengah ke bawah serta menyederhanakan proses produksi penutup belakang smartphone, sehingga mengurangi biaya.
Saat ini, Samsung menyediakan fitur tahan air secara eksklusif di flagships mereka seperti Galaxy S21 dan beberapa penawaran kelas menengah atas. Menurut laporan, Samsung Galaxy A33 mendatang dikabarkan akan menjadi lini kelas menengah yang punya fitur ketahanan air.
Meski demikian, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ponsel ini akan menampilkan peringkat IP68 yang sama dengan yang dimiliki Galaxy S21. Seperti sudah disinggung di atas, IP atau Ingress Protection, adalah pengukuran yang diterima secara universal dari berbagai tingkat ketahanan terhadap debu dan cairan.
Perangkat yang didukung oleh peringkat standar internasional IP68 dianggap cukup cocok untuk menahan debu, kotoran, dan pasir, serta tahan terhadap perendaman hingga kedalaman maksimum 1,5 meter di bawah air hingga tiga puluh menit.
Di sisi lain, Samsung juga memutuskan untuk menyederhanakan proses produksi untuk cover belakang smartphone tahun depan, mengubah jumlah injeksi dan pelapisan dari dua menjadi hanya satu.
Injeksi mengacu pada proses pencetakan plastik, dan pelapisan adalah teknik untuk mengaplikasikan warna pada permukaan suatu produk menggunakan cat semprot. Seorang pejabat di Samsung menyatakan, mengurangi jumlah injeksi dan pelapisan akan secara signifikan mengurangi biaya produksi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman