RD Kongo Tertarik Industri Sawit Indonesia

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 12 September 2018 - 16:55 WIB

RD Kongo Tertarik  Industri Sawit Indonesia
SALAMAN: Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Mukti Sardjono (kanan) bersalaman dengan Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Republik Demokratik (RD) Kongo H E Leonard She Okitundu dalam pertemuan di Jakarta, baru-baru ini. ( GAPKI FOR RIAU POS)

JAKARTA (RIUAPOS.CO) - Republik Demokratik Kongo sangat tertarik dengan perkembangan perkebunan dan industri kelapa sawit di Indonesia. RD Kongo juga berniat menghidupkan kembali industri kelapa sawitnya. Hal itu terungkap pada pertemuan pengusaha kelapa sawit Indonesia dengan Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Republik Demokratik (RD) Kongo H E Leonard She Okitundu, Jumat (7/9) di Hotel Borobudur Jakarta.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono memaparkan perkembangan industri sawit Indonesia dan kontribusinya pangsa pasar minyak sawit di pasar global serta peran penting industri sawit bagi perekonomian Indonesia. 

Mukti juga menyatakan, ada beberapa peluang kerja sama yang terbuka antara Indonesia dan RD Kongo seperti investasi refinery, pembangunan perkebunan kelapa sawit, transfer pengetahuan tentang pengelolaan perkebunan kelapa sawit, dan kerja sama kampanye positif sawit bersama. 
Baca Juga :Harga TBS Sawit Riau Naik Jadi Rp2.577 per Kg

“Saat ini Indonesia mengekspor minyak goreng dalam bentuk kemasan jadi. Sangat baik jika di RD Kongo dapat dibuka investasi refinery. Untuk investasi ini tentunya perlu mendapatkan akses kemudahan seperti keringanan bea masuk impor minyak sawit ke RD Kongo,” ujar Mukti. 

Deputi Perdana Menteri RD Kongo menyambut baik pemaparan GAPKI dan sangat tertarik untuk segera merealisasikan kerja sama yang ditawarkan oleh GAPKI. “Kami sangat tertarik dengan usulan kerja sama ini karena memang tujuan utama kami berkunjung ke Indonesia adalah untuk menarik pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di RD Kongo. Kami sekarang dapat segera membicarakan kerja sama ini dalam bentuk nyata dalam waktu dekat ini,” ujar HE Leonard She Okitundu di sela pertemuan.

Diharapkan dalam waktu dekat pengusaha yang tergabung di GAPKI dapat memanfaatkan peluang kerja sama yang terbuka saat ini untuk meluaskan pasar baru ekspor minyak sawit maupun kerja sama dalam bentuk lain ke RD Kongo. Pengembangan sawit di RD Kongo sangat menjanjikan mengingat negara itu berpenduduk lebih dari 80 juta jiwa, dan berada di tengah-tengah Benua Afrika sehingga pemasaran ke negara tetangga sangat memungkinkan. 

Turut hadir dalam pertemuan beberapa Pengurus GAPKI di antaranya Edi Suhardi (Ketua Kompartemen Hubungan Stakeholders), Rianto Hanafiah (Ketua Kompartemen Hubungan Industrial), Steaven Halim (Sekretaris III) dan Norman Fajar (Ketua Kompartemen Sektor Publik). 

Perlu diketahui pada tahun 1960-an, RD Kongo adalah negara 5 terbesar penghasil minyak sawit. Seiring dengan waktu berjalan dan kondisi politik negara yang tidak mendukung menyebabkan industri sawit tidak berkembang seperti yang diharapkan.

 Saat ini kondisi politik sudah baik dan RD Kongo berniat untuk menghidupkan kembali industri kelapa sawit. Dalam pertemuan diketahui saat ini ada sekitar 10 juta hektare lahan yang tersedia di RD Kongo yang bisa digarap untuk agrikultur termasuk lahan perkebunan kelapa sawit yang terabaikan. RD Kongo juga menawarkan kemudahan investasi antara lain fasilitas perijinan, keamanan, nol persen untuk pajak pertambahan nilai dan penghasilan.(kom)

(Laporan ABDUL GAPUR, Jakarta)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook