PERKEBUNAN

Waduh…Harga TBS Kelapa Sawit Riau Turun Lagi

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 12 Juli 2022 - 11:48 WIB

Waduh…Harga TBS Kelapa Sawit Riau Turun Lagi
Petani sawit mengumpulkan hasil panen buah kelapa sawit sebelum dijual ke pabrik pengolahan sawit di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, baru-baru ini. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 13 sampai 19 Juli 2022 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur.

Jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp263,00/Kg dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp1.509,38/Kg.


Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.           

Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya penurunan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data. 

"Untuk harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp6.880,67/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp1.306,00/Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp6.949,81 dan mengalami penurunan harga sebesar Rp1.145,71/Kg dari harga minggu lalu," katanya.

Sedangkan untuk harga jual Kernel, PTPN V, Sinar mas Group, Astra Agro Lestari Group dan Asian Agri tidak melakukan penjualan pada minggu ini. PT Citra Riau Sarana menjual dengan harga Rp4.237,87 dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp128,77/Kg. PT Musim Mas menjual dengan harga Rp4.503,00/Kg.

"Sementara dari faktor eksternal, harga minyak sawit mentah crude palm oil (CPO) diprediksi bakal anjlok. Hal inu dipicu menularnya ketakutan pasar global terhadap resesi yang mengancam ekonomi Amerika Serikat (AS). Bahkan, ketakutan pasar tersebut diprediksi lebih kuat dari dampak tensi geopolitik di Ukraina," ujarnya.

Selain itu, stok CPO di Indonesia melimpah akibat larangan ekspor di bulan Mei 2022, dilanjutkan kebijakan DMO dan DPO jilid 2 sejak Mei hingga saat ini. Pada saat bersamaan, produksi minyak nabati lain khususnya kedelai, rapeseed dan sunflower oil di luar Rusia dan Ukrania sudah mendekati recovery.

"Penyebab lain, adanya ancaman inflasi dan resesi ekonomi dunia termasuk di negara-negara importir minyak sawit dunia sebagaimana dilaporkan IMF. Ini membuat konsumsi minyak nabati dunia dan minyak sawit akan menurun," jelasnya.

 

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook