KOTA (RIAUPOS.CO) - Sejak akhir 2018, harga beras mengalami kenaikan dan tidak kunjung normal hingga memasuki 2019. Sayangnya, meski harga beras mahal, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru tidak bisa menggelar operasi pasar (OP) murah dengan alasan ketiadaan anggaran.
Sekretaris DPP Pekanbaru, Fabillah Sandy mengatakan, operasi pasar murah (OPM) memang bisa menjadi salah satu solusi untuk mengendalikan harga barang dalam hal ini beras. Namun pihaknya belum ada agenda menggelar OPM. Alasannya klasik. Tidak ada anggaran.
“Tidak ada lagi dianggarkan di dinas,” ujar Fabillah Sandy saat dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (11/1).
Saat ditanya harga beras masih mahal di pasaran, Fabillah tak mau berkomentar panjang. “Mesti saya konfirmasi ke Bidang Perdagangan dulu. Mau lihat monitoring harga dulu,” kata Fabillah.
Sementara itu, pantauan Riau Pos, harga beras naik berkisar Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilogram. Untuk jenis beras topi koki dan belida saat ini dijual berkisar Rp12,5 ribu per kilogram.
Harga beras pandan wangi dan beras mundam di pasar tradisional masih mahal. Beras premium itu dijual Rp15 ribu per kilogram. “Naiknya harga beras sejak April 2018 lalu dan tak kunjung normal. Harga normal kedua beras premium itu (pandan wangi dan mundam, red) Rp13 ribu per kilogram,” tambah Jafar.
Sedangkan harga beras topi koki dan beras belida juga masih belum kunjung turun. Sampai sekarang dijual Rp12,5 ribu per kilogram. Harga normalnya Rp11 ribu per kilogram. Sementara harga beras ramos juga mengalami kenaikan jadi Rp12,5 ribu per kilogram.
“Beras ramos juga sudah naik jadi Rp12,5 ribu per kilogramnya,” tambanya. Harga normal ramos Rp11 ribu per kilogram.
Sementara, beras Bulog yang kabarnya harganya lebih murah tidak dijual Jafar dan penjual beras eceran lainnya. “Beras Bulog tidak ada. Yang paling dasar ya beras topi koki dan belida,” terangnya.
Pedagang beras lainnya, Yuni (35) juga mengakui saat ini harga beras masih mengalami kenaikan. Kenaikan berkisar Rp1.000 per kilogram.
‘’ Saat ini beras naik, Bang. Beras belida yang biasanya Rp12 ribu kini naik menjadi Rp13 ribu per kilogram,” ujarnya.
Bulog Klaim Harga Beras Normal Terpisah, Bulog Divre Riau Kepri membantah terjadi kenaikan harga beras di pasaran. Harga beras Bulog yang jenis premium sekitar Rp 13.000 ribu per kilogram. Harga tersebut masih normal karena harga eceran tertinggi (HET) jenis premium Rp13.300 per kilogram.
“Harga beras golongan premium di pasaran masih normal atau masih stabil. Tidak terjadi kenaikan, karena untuk HET beras golongan premium itu eceran Rp13.300 per kilogram. Jadi, kalau masih di bawah itu, harga beras golongan premium berarti masih stabil. Tidak terjadi kenaikan,” ujar Humas Bulog Divisi Regional Riau dan Kepri Faldi Wiranata, kemarin.
Ia mengatakan, stok beras Bulog di gudang untuk Divisi Regional Riau dan Kepri itu sebanyak 13 ribu ton yang disalurkan lewat Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Pangan Kita (TPK) dan lain-lain. RPK tersebar di kelurahan se-Riau. Dan TPK tersebar di pasar-pasar. Itu agar lebih efektif dan tepat sasaran.
Saat ditanya perihal beras Bulog tidak beredar di pasaran karena ada permainan oknum Bulog yang menjual beras ke oknum calon legislatif (caleg), Faldi Wiranata membantahnya. Menurutnya, setiap penyaluran beras yang keluar dari gudang Bulog terdata dan tercatat. ‘’Pasti diketahui ke mana saja penyalurannya,’’ katanya.
Untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras di awal tahun ini, ia katakan, Bulog melakukan operasi pasar. Di mana harga beras Bulog medium Rp9.950 per kilogram dan beras Bulog jenis premium Rp12.500 per kilogram.
‘’Pelepasan operasi pasar untuk beras medium sudah dilakukan di halaman Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman beberapa waktu lalu,’’ sebutnya.(yls)
(Laporan JOKO SUSILO dan DOFI ISKANDAR, Kota)