PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf), tidak hanya membantu masyarakat miskin, pendidikan, dan kesehatan, tetapi juka dapat mendorong perekonomian penerima zakat melalui wirausaha.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi dalam diskusi bertajuk Optimalisasi Islamic Social Finance (Ziswaf) untuk Perekonomian Riau, Rabu (9/12). "Zakat ini bisa membantu masyarakat agar lebih mandiri," kata Ayat.
Selain itu, Ayat juga mengungkapkan, diskusi tersebut adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah, perbankan, pelaku usaha, badan amil zakat, dan lembaga amil zakat. Ia juga mengajak masyarakat untuk menyalurkan zakat melalui lembaga atau badan yang menghimpun zakat agar potensi Ziswaf terus meningkat.
Sementera itu, Pimpinan Dompet Dhuafa Riau Ali Bustom mengungkapkan, dalam mengelola zakat tak hanya memberikan bantuan, tetapi juga harus dilakukan pemberdayaan. Dikatakannya, kemiskinan berkaitan erat dengan keterbatasan akses sumber saya, dan tak bisa mengelola sumber daya.
"Itu yang harus kita lakukan. Kita harus memberi etalase program yang lebih kreatif. Kalau hanya menyalurkan saja, tidak perlu lembaga zakat. Itu peran kita dan tantangan lembaga seperti kita," ucapnya.
Sedangkan Konsultan Perbankan & Bisnis Syariah Merza Gamal menuturkan, zakat tidak sekadar kegiatan sosial dalam arti sempit. Bahkan memiliki arti luas berupa sumbangan langsung, pengembangan umat (beasiswa sekolah, dan lain-lain), dan pemberdayaan umat (perekonomian). "Zakat itu tak sekedar kegiatan sosial dalam arti sempit," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Dana dan Jasa Bank Riau Kepri, Suharto menyebutkan, Bank Riau Kepri akan segera konversi menjadi bank syariah. Pihaknya sedang menggesa proses konversi agar bisa menjadi bank syariah pada tahun 2021 mendatang.
Suharto mengatakan bahwa wujud bank syariah wajib memiliki amil zakat. Ia menyebut bahwa Bank Riau Kepri kini sudah membentuk badan amil zakat. Ia mengakui bahwa keberadaannya belum optimal.
Namun, ia punya harapan besar bahwa konversi Bank Riau Kepri menjadi bank syariah tidak cuma mendorong bertambahnya market share. "Konversi menjadi bank syariah juga menambah aktivitas dana Ziswaf. Saat ini Bank Riau Kepri memiliki aset sebesar Rp28 triliun," ujarnya.
Suharto berharap nantinya badan amil zakat di Bank Riau Kepri bisa lebih lincah dalam menghimpun zakat, sehingga pengelolaannya pun bisa lebih profesional.(anf)