JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT PLN (Persero) berhasil mencatat penjualan terbaik pada tahun lalu. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, kinerja sales sepanjang 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan.
Perolehan ini meningkat sebesar 15,75 TWh atau 6,17 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh. Darmawan menjelaskan, torehan sales pada 2022 merupakan buah dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi.
Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sementara, ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru. Yaitu, akuisisi captive power dan electrifying agriculture.
''PLN terus mencari ceruk pasar baru melalui program akuisisi captive power, sehingga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri untuk beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN, sehingga program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,53 TWh,'' paparnya, kemarin.
Selain menyasar sektor industri, Darmawan menjaga pertumbuhan konsumsi listrik melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan, yakni program electrifying agriculture. Tak ayal, program agrikultur modern berbasis energi listrik ini sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh.
Secara regional, Darmawan menyebutkan bahwa, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. ''Jadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat,'' tuturnya. Wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh. Sementara, regional Jawa, Madura dan Bali terkerek 5,78 persen atau 194,42 TWh.
Secara sektoral dan berurutan, tarif rumah tangga menjadi penyumbang terbesar, 42,53 persen. Kemudian, berturut turut industri menyumbang 32,35 persen bisnis, 17,49 persen, sosial 3,69 persen, public 3,15 persen, dan layanan multiguna, traksi serta curah 0,79 persen.(dee/dio/esi)
Laporan JPG, Jakarta