PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tak seperti biasanya, Sabtu (8/7), PT Pegadaian Kantor Wilayah Dua Pekanbaru didatangi sekitar 100 orang anak laki-laki. Seluruhnya tampak bersemangat karena ingin mengikuti kegiatan khitan massal yang digelar oleh Pegadaian.
Dalam kegiatan ini, Pemimpin Wilayah Pegadaian Pekanbaru Maryono mengatakan Pegadaian menggandeng Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Wilayah Riau. Maryono menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan agenda rutin Pegadaian yang merupakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
“Kegiatan ini merupakan kedua kali pada tahun ini, kami mengadakan khitanan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga saat masuk sekolah nanti anak-anak akan makin semangat sekolah dan tidak menggangu program belajar anak-anak,” ujarnya saat kegiatan berlangsung.
Menurutnya, antusias masyarakat dalam mendaftarkan anak mereka untuk khitan massal Pegadaian terbilang tinggi. Namun, seperti tahun lalu, Pegadaian hanya bisa menerima 100 anak sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada.
“Setiap kegiatan 100 orang. Ini momen tetap, kuotanya terpenuhi, memang masih banyak yang mendaftar, tapi karena keterbatasan, maka dibatasi. Untuk rekrutmen peserta Pegadaian bekerjasama dedngan beberapa lembaga sosial, tahun ini dengan IZI,” jelasnya.
Terkait waktu pelaksanaan, pihaknya juga sudah menyesuaikan dengan momen libur anak sekolah atau menjelang tahun ajaran baru. Sedangkan metode yang digunakan ialah metode yang canggih sehingga peserta khitan bisa cepat beraktivitas. Selain dikhitan, anak-anak juga diberikan bingkisan berupa peralatan sekolah.
Sementara itu, sebagai pihak yang dipercaya melaksanakan khitan massal, Kepala Perwakilan IZI Riau M Iqbal Farizi mengatakan pihaknya membagi khitan dalam dua gelombang.
“Gelombang pertama tadi pagi (kemaren, red)pukul 7.30 WIB dan kedua pada pukul 9.30 WIB. Tujuannya agar tidak menumpuk. Ini program kerja pegadaian dan IZI, baru pada tahun ini, tahun sebelumnya, belum,”.
Untuk metode khitan yang digunakan, dipilih pembiayaannya yang paling mahal dan canggih guna meminimalisir pendaharan.“Metodenya tanpa jahit, suntiknya atau pembiusannya lebih praktis, memang belum banyak dimasyarakat, tetapi dengan metode seperti itu mempercepat tindakan dan lebih cepat dari sistem jahit,” terangnya.
Adapun peserta khitan gratis terdiri dari anak kurang mampu, dhuafa, dan yatim.(azr)