JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) menguatkan ekonomi Indonesia, khususnya ekonomi umat. Pasalnya, masyarakat Indonesia selama ini masih menjadi penikmat produk luar (konsumtif), padahal kekayaan Indonesia sangat luar biasa untuk menjadi negara produksi.
Menurut Erick Thohir, sejauh ini ekosistem yang terbangun di bangsa ini bukan ekosistem Indonesia tetapi masyarakat Indonesia masih terjebak dengan ekosistem yang dibuat negara lain.
"Kita harus membangun yang namanya ekosistem Indonesia, bukan ekosistem Cina, bukan ekosistem Amerika tetapi ekosistem Indonesia di era perubahan yang terjadi saat ini. Sama industri halal. Kita harus rubah paradigma itu," kata Erick Thohir saat menghadiri acara halal bihalal di Pasuruan, Jawa Timur, Ahad (9/5).
Dikatakan Erick Thohir, dirinya sejak lama telah mendorong agar terbentuknya Bank Syariah Indonesia agar bisa mendorong dan menguatkan ekonomi umat. Kehadiran BSI ini mulai terlihat dan mampu bersaing dengan bank-bank lainnya, dan kini berada diposisi ketujuh bank di Indonesia.
"Penggabungan dari bank-bank BUMN, ada Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah. Setelah digabungkan menjadi bank nomor tujuh terbesar di Indonesia. Jadi tidak kalah dengan BCA, BNI, BRI sekarang sudah nomor tujuh. Nilai asetnya sudah Rp360 triliun," ucapnya.
"Bank ini sekarang ditugaskan untuk apa? Membangun yang namanya ekonomi umat, menciptakan muslimpreuner, membangkitkan yang namanya industri halal yang selama ini kita hanya membeli," tambahnya.
Erick menjelaskan, langkah BUMN mendekati pondok-pondok pesantren mendapat perhatian dari publik, padahal langkah tersebut semata-mata untuk mendorong para santri menjadi muslimpreneur, karena pesantren sendiri adalah jendela masa depan bangsa Indonesia.
"Pesantren itu merupakan mercusuar peradaban yang harus dibangun ekosistem daripada ekonomi umat tadi. Supaya apa? Terjadi ekosistem besar di mana ini menjadi pertumbuhan ekonomi kita. Kita harus menjadi bangsa yang lebih mandiri. Percuma kita merdeka kalau tidak berdaulat. Karena itu hal-hal ini, tanpa menyalahkan siapapun, tanpa andil asing, kita harus kembali instrospeksi diri kita sendiri," jelasnya.
Lebih jauh mantan Presiden Intermilan itu, mengatakan kehadiran dirinya di Pasuruan ini adalah undangan dari Wali kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul untuk membicarakan rencana pengembangan potensi wisata di Pasuruan.
"Salah satu kenapa saya diundang oleh Gus Ipul untuk sinergitas aset BUMN dengan visi Gus Ipul yang menjadikan Pasuruan tempat wisata. Tepat sekali saya bilang sama Gus Ipul 100 persen industri pariwisata Indonesia itu tamu asingnya hanya 28 persen Rp300 triliun, dan wisatawan lokalnya 72 persen Itu Rp1.400 triliun," paparnya.
"Kenapa kita sebagai bangsa lebih berpikir melayani bangsa asing dibandingkan kita memproritaskan melayani bangsa kita sendiri. Tidak mungkin seluruh kota wisata di Indonesia, bisa dihadiri oleh turis asing, Kebanyakan justru tergantung oleh wisata dalam negeri," sambungnya.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah itu juga menyinggung soal pergerakan ekonomi di masa mudik lebaran dan arus balik, baik di Pulau Jawa maupun di Pulau Sumatera. Menurut Erick Thohir, publik akan melihat pada masalah macet saat mudik, namun ada hal besar tang luput dari pandangan publik, yakni pertumbuhan ekonomi, di mana mobilisasi truk-truk pengangkut bahan pokok pangan dan bahan lainnya ke Sumatera dan Jawa.
"Data-data yang sangat menarik yang namanya truk pembawa bahan baku atau kain, atau lain-lainnya itu naiknya sampai 116 persen. Artinya apa? Kita punya kekuatan yang namanya ekonomi ini. Sayang kalau kita terus terlena karena itu saya tadi bilang potensinya luar biasa, kita punya akhlak tetapi kapabilitasnya yang harus terus kita tingkatkan. Jangan sampai nanti kesempatan ini diambil oleh orang lain," ungkapnya.
"Saya berharap bagaimana kami terus mendorong sinergitas, kesempatan kita meningkatkan kemapuan masing-masing untuk lebih baik. Seperti tadi disampaikan, aset BUMN mau dijadikan tempat wisata religi ataupun pembangunan wisata domestik. Kami juga mendorong bagaimana program-program pendidikan pun sekarang kita juga siapkan kepada pesantren. Apakah program santri magang, supaya santri juga melek di dunia industri," tutupnya.
Sumber: Jawaposs.com
Editor: Rinaldi