”Tidak bisa langsung aktif lagi. Katanya disuruh menunggu 1 x 24 jam,’’ ujarnya.
Setelah menunggu 1 x 24 jam, nomornya masih terblokir. Tidak aktif juga. Mawan jengkel. Dia enggan kembali lagi ke Surabaya. Lelaki yang hobi nge-blog itu memilih membeli kartu baru. ”Jadi, sekarang saya punya dua nomor,” katanya.
Pernah kehilangan surat-surat kependudukan? Mawan menegaskan tidak pernah kehilangan kartu keluarga (KK) maupun kartu tanda penduduk (KTP). Karena itu, dia sangat heran. Bagaimana bisa NIK-nya dipakai untuk jutaan nomor ponsel.
Dia memastikan tidak pernah menjual kartu perdana atau meminjamkan NIK dan KTP-nya untuk mendaftarkan nomor ponsel orang lain. Termasuk nomor istri dan anaknya yang masih SMP.
Hamzah, tetangga Mawan, mengaku tidak pernah melihat toko Mawan menjual kartu nomor perdana. Kartu kuota internet pun tidak. Dia hanya berdagang air galon isi ulang dan tabung elpiji. ”Sama pulsa listrik saja,” ucapnya.
Di toko miliknya juga tidak ada meja etalase yang biasa dipakai untuk berjualan kartu perdana. Hanya ada tumpukan galon dan tabung elpiji 3 kilogram. Juga dispenser untuk isi ulang galon.(adi/c5/ang)
Sumber: JPG
Editor: Fopin A Sinaga