Di samping itu, belum ada kemauan untuk melakukan revaluasi aset. Usulan revaluasi aset usaha-usaha BUMN itu sangat penting dan krusial. Terutama untuk mendapat pendanaan dari investor. Karena kalau aset-aset perusahaan dilakukan valuasi, akan bisa dijadikan jaminan (colateral) untuk mendapat pinjaman bank. ”Banyak anak-anak usaha tidak diarahkan untuk menunjang bisnis inti induk usaha. Malah, seakan dibiarkan berjalan sendiri,” ucap Enny.
Hal tidak jauh berbeda diungkap Direktur Riset Center of Reform On Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal. Problem BUMN kata Faisal terletak pada struktur keuangan. Kalau keuangan di luar proyek infrastruktur, akan sangat tertekan. Maklum, di luar bisnis infrastruktur tengah terjadi kekeringan likuiditas. Sedang BUMN yang berkonsentrasi pada sektor infrastruktur sedikit tertolong. ”Situasi pasar tengah tertekan. Ini membuat pertumbuhan sangat berat menyusul daya beli menurun. Karena itu, BUMN dengan orientasi pasar domestik akan sangat berat,” tutur Faisal.(far/jpg)