DIRUT BANK RIAU KEPRI PEMATERI SEMNAR INTERNASIONAL

Terapkan Bunga Single Digit, Utamakan Efisiensi dan Fee Based Income

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 02 Maret 2016 - 18:06 WIB

Terapkan Bunga Single Digit, Utamakan Efisiensi dan Fee Based Income

Ketika Irvandi ditanya tentang kondisi saat itu Likuiditas Ketat sejalan  dengan PMK Nomor 235/PMK.07/2015 tentang Konversi Penyaluran DBH dan/atau DAU Dalam Bentuk Non Tunai yang dikonversikan dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), maka 5 Pilar yang telah dijalankan Bank Riau Kepri sejak 5 April 2015 lalu merupakan langkah tepat, dimana disalah satu pilarnya yaitu percepatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam kaitan perimbangan dana Non Pemda  dan dana Pemda  dinilai tepat dan pelaksanaan 4 pilar lainnya telah mulai dirasakan manfaatnya dan Bank Riau Kepri siap dengan kondisi perekonomian saat ini.  Menurut Irvandi, walaupun ekonomi dunia sedang melambat, harus terus berupaya agar terus mencari solusi untuk hal-hal yang dapat memajukan perusahaan.

Saar pemaparan, Deputi Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau Irwan Mulawarman mengatakan demi menjaga stabilitas keuangan maka harus dilakukan kerjasama perbankan antar negara. Hal ini disebabkan karena sejumlah komoditi nasional termasuk Riau diyakini masih bergantung dengan negara asing termasuk Cina. Di antaranya sub komoditi nonminyak dan gas. Komoditas migas dan nonmigas ini sama-sama memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hans Hasibuan menambahkan Otoritas Jasa Keuangan merupakan institusi penggabungan fungsi lembaga Bapepam dan Bank Indonesia yaitu mengatur dan mengawasi. OJK bertugas sebagai lembaga pengawas untuk lembaga-lembaga keuangan dan memastikan pada lembaga yang diawasi telah berjalan system “Good Corporate Governance.

Prof Dr Joni Thamkin bin Borhan dalam materinya banyak membahas tentang perbankan syariah di Malaysia. Dia menyampaikan bahwa persentase pangsa pasar  perbankan Syariah di Malaysia sekitar 22 persen lebih banyak dibandingkan di Indonesia yang hanya 7 persen perbankan syariah.

Seminar yang berlangsung setengah hari tersebut dihadiri oleh lebih dari 300-an peserta datang dari kalangan akademisi, perbankan serta mahasiswa pasca sarjana dari Universitas Lancang Kuning. Berbagai pertanyaan terlontar dari para undangan seminar yang hadir yag ditanggapi oleh pemateri dengan jelas.(fas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook