Sejarah spektakuler bangsa dan negara besar bernama Indonesia memiliki kehebatan dan kedahsyatan sejarah bagi mereka, anak-anak Indonesia dari Sabang sampai dengan Merauke yang memiliki kecintaan kuat serta rasa cinta tanah air yang mendalam kepada Ibu Pertiwi, Indonesia tercinta. Bagi mereka, para pecinta sejarah panjang Republik Indonesia, sudah tentu paham bahwa yang berperan besar terhadap kemerdekaan Indonesia ini ternyata tidak hanya para tokoh dari Indonesia saja. Akan tetapi, jika dikaji lebih menyeluruh, banyak juga tokoh asing yang berasal dari mancanegara memiliki peranan penting dalam perjuangan menuju gerbang kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.
Salah seorang tokoh asing yang berperan besar adalah seorang mantan pilot angkatan laut dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat dengan nama Bobby Earl Freeberg. Buku sejarah yang sangat bagus ini ditulis oleh Hendri F. Isnaeni, seorang redaktur majalah sejarah populer pertama di Indonesia bernama Historia. Hendri dikenal sebagai penulis produktif dan wartawan handal dengan ilmu sejarahnya yang begitu lengkap.
Dalam buku ini, Hendri juga memperkayanya dengan berbagai gambar bersejarah dan foto monumental yang dapat menambah keseruan dalam membaca buku ini. Apalagi buku ini juga ditambah dengan adanya daftar pustaka sehingga bagi mereka yang selalu haus dengan ilmu sejarah, tentunya bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan sejarah karena sejarah adalah ilmu yang fleksibel atau dengan kata lain multidimensional.
Buku ini diberikan kata pengantar oleh sejarawan asal Negeri Kincir Angin, Belanda, Harry A Poeze. Harry dikenal luas di negeri ini sebagai penulis buku sejarah produktif sekaligus ahli Indonesia atau Indonesianis yang berfokus pada tokoh fenomenal sekaligus kontroversial bernama Tan Malaka.
Pilot Bobby berjasa besar membantu Indonesia pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Ia menjalankan misi baik sipil maupun militer sejak Juni 1947 hingga Oktober 1948. Misinya antara lain menembus blokade Belanda dengan membawa Konsul Jenderal Mesir di India, Abdul Mun’im sebagai utusan pemerintah Mesir dan negara-negara Liga Arab yang kali pertama datang ke Indonesia menyampaikan pengakuan kedaulatan secara resmi terhadap Republik Indonesia (hlm. 9).
Pertengahan tahun 1948, pilot Bobby mengantar Presiden Sukarno beserta rombongannya safari keliling Pulau Sumatera selama sebulan. Kunjungan dalam rangka mencari dana ini merupakan kunjungan presiden pertama ke luar Jawa. Bob mendaratkan Sukarno dari Bukittinggi ke Tapanuli, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Lampung (hlm. 97). RI-002 yang dipiloti Bob berjasa besar. Berkat tumpangannya, Sukarno dapat menggalang dana dari rakyat Aceh untuk membeli RI-001. “Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg,” kenang Sukarno (hlm. 108).
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa seorang tokoh luar biasa besar sekaligus berkarisma bernama Bung Karno memiliki banyak kawan dekat sekaligus rekan seperjuangan baik dari bangsa Indonesia sendiri maupun dari rekan luar negeri. Bagi mereka pecinta sejarah fenomenal Bung Karno, tentu memahami dengan sangat baik bahwa Bung Karno merupakan sosok bersahabat dan lawan bicara pun menjadi kagum serta salut dengan kehangatan Bung Karno sehingga seperti merasa sudah mengenal lama dan akrab satu sama lain. Satu hal yang patut kita teladani dari Bung Besar, Sukarno.