Ratusan Petani Antusias Ikuti Sosialisasi PSR

Bengkalis | Jumat, 26 Mei 2023 - 09:56 WIB

Ratusan Petani Antusias Ikuti Sosialisasi PSR
Bupati Bengkalis Kasmarni memberikan pengarahan dan membuka Sosialisasi PKSP, di Hotel Susuka, Kecamatan Mandau, Selasa (23/5/2023). (DISKOMINFO BENGKALIS UNTUK RIAUPOS.CO)

MANDAU (RIAUPOS.CO) - Ratusan petani dan puluhan kelompok tani mengikuti dengan antusias sosialisasi peremajaan Kelapa Sawit Pekebun (PKSP) di Ballroom Hotel Susuka Duri  Kecamatan Mandau, Selasa (23/5)

Bupati Bengkalis Kasmarni yang membuka sosialisasi tersebut mengajak, semua pihak untuk bersama memperkuat sinergi, koordinasi, pemahaman serta persepsi persepsi dalam pelaksanaan program peremajaan kelapa sawit rakyat ini.


''Walaupun sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, sering menghadapi banyak persoalan, seperti masalah harga yang tidak stabil, konflik kepemilikan lahan, masalah lingkungan hidup dan lain-lain, akan tetapi sektor perkebunan kelapa sawit masih sangat prospektif dan eksis di daerah kita. Saat ini saja kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di daerah ini, yang kedepannya justru diharapkan bisa menjadi komoditas unggulan selain migas,'' ujar  Kasmarni.

Bupati juga menyebutkan bahwa Kabupaten Bengkalis telah memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas. Di mana, berdasarkan angka tetap statistik perkebunan tahun 2021, terdapat lahan perkebunan kelapa sawit rakyat seluas ± 130.547,7 hektare dengan jumlah pekebun sebanyak 41.650 KK yang tersebar di seluruh kecamatan, tentunya potensi ini harus benar-benar dioptimalkan secara berkelanjutan, sebagai salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat.

''Perkebunan kelapa sawit rakyat kita juga memiliki permasalahan, salah satunya adalah produktivitasnya belum mencapai hasil terbaik, sehingga membuat pekebun kita belum betul-betul sejahtera. Hal tersebut disebabkan oleh banyak hal, mulai dari rendahnya mutu produksi, masih kekurangan penggunaan bibit unggul bersertifikat, rendahnya penerapan teknologi budi daya yang baik/tepat, kondisi tanaman yang sudah tua atau rusak, kurangnya prasarana dan sarana pendukung serta adanya keterbatasan modal pekebun,'' ujar Kasmarni.(ksm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook