(RIAUPOS.CO) -- Istri Mail (31, bukan nama sebenarnya) sedang hamil muda. Istrinya itu sedang ngidam martabak di malam hari. Alhasil, Mail pun harus keluar rumah untuk membeli martabak malam itu juga.
Sesampainya di lokasi penjual martabak, Mail ikut mengantre seperti pelanggan lainnya.
Begitu sampai gilirannya, Mail memesan martabak sesuai keinginan sang istri. Sang penjual pun membuat martabak pesanan Mail.
Setelah martabak selesai dimasak, penjual itu segera menyerahkannya ke Mail.
Mail pun mengeluarkan uang pecahan Rp50 ribu.
Melihat uang lembaran itu, sang penjual batal memberikan martabak ke Mail.
Mail heran sekaligus kesal. Ternyata sang penjual belum ada uang kembalian untuk Mail sehingga menahan dulu martabaknya. Alamaaak!!
Yang makin membuat Mail kesal adalah, si penjual tidak ada usaha untuk mencarikan uang kembalian tersebut.
Hati Mail makin dongkol. Ia pun pergi dari tempat itu dan perpikir untuk mencari penjual martabak lainnya. Namun, saat Mail menaiki motor metiknya, sang penjual martabak malah meneriaki Mail dan meminta ia untuk tetap membeli martabak yang telah ia pesan.
“Nggak jadi, Ban. Kalau mau, kasih saja sama yang lain. Saya nggak suka pelayanan seperti itu, masih banyak penjual maetabak yang lebih baik dan sopan dalam melayani pelanggannya, walaupun dalam kondisi ramai,” teriak Mail yang langsung melaju dengan motornya.
Mail pun bersikeras pindah ketempat penjual martabak lainnya yang dengan senang hati melayani pembeli dengan baik.(ayi)