“Aku itu hidup berasa nggak tenang sama sekali. Bawaane pengen ngikutin kemana dia pergi. Takut (suami) dibawa orang,” katanya.
Dia awalnya merasa menjadi wanita paling bahagia memiliki pasangan sesempurna itu, namun akhirnya ia gelisah juga. Masalahnya saingannya adalah perempuan-perempuan yang lebih muda dan lebih lebih getol pendekatannya.
“Heran aku sama perempuan sekarang, sudah teken (jadi suami orang lain) masih juga ditabrak aja. Bening dikit disambet,” ujarnya ketus.
Takut pasangannya diembat orang lain, Melati pun akhirnya membatasi pergaulan Jon. Ia melarang sang suami nongkrong dengan teman-temannya. Selain itu, dia juga diwajibkan pulang kantor tepat waktu. Bahkan, media sosial dan media kominikasi sang suami disadapnya.
Dari sadapan ini, cemburu Melati sampai pada ubun-ubun ketika melihat sang suami yang merespons satu persatu setiap orang yang mencoba mendekatinya. Meskipun tidak ada tanda-tanda perselingkuhan, Melati akhirnya menyerah juga.
Bagi dia, Jon dianggap laki-laki yang tak bisa menjaga diri dan perasaan istri.
“Tidak bisa terima aku. Kalau dia nanggepi artinya dia buka kesempatan bagi orang-orang lain. Tandanya dia nggak cinta beneran sama aku. Nggak mau aku kalau pasanganku kayak gitu,” kata Karin berasumsi.(hen/sb/is/jek)
Sumber: JPNN/Radar Surabaya
Editor: Fopin A Sinaga