SYAHRION TERIDEL (JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN, FISIP UNIVERSITAS RIAU, 1993)

Terus Belajar dari Banyak Sudut Pandang

ALUMNI UNRI | Jumat, 18 Agustus 2017 - 10:11 WIB

Terus Belajar dari Banyak Sudut Pandang
Syahrion Teridel

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebagai anak petani di kampung halaman, ia berkeinginan untuk merubah nasib dengan bekerja sebagai aparatur sipil negara di pemerintahan. Hal itu menggiringnya untuk itu harus mengambil Jurusan Ilmu Pemerintah di Universitas Riau (UR). Pada saat awal kuliah, ia terpilih sebagai wakil angkatan Jurusan Ilmu Pemerintah dalam penyelenggaraan Malam Keakraban Mahasiswa (Makema) Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan dipercaya sebagai wakil sekretaris dan juru bicara mahasiswa FISIP.

“Pengalaman tersebut menyeret saya menjadi aktivis mahasiswa di Universitas Riau, baik intra dan maupun ekstra universitas. Pergaulan antar-aktivis membuat saya kenal banyak orang hebat di Riau. Saya merasa terlahir “secara psikologis sosial dan politik” sebagai orang Riau. Terlibat secara konseptual dan implementasi, tentang Riau yang kaya sumber daya alam dan miskin program pengembangan SDM dalam terminologi,” ujarnya.


Berbekal hal tersebut, ia bisa merasakan pengalaman menjadi mahasiswa Riau yang dibiayai untuk melanjutkan pendidikan ke Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Tamat S2, sekitar 2003, ia diangkat menjadi Analisis Politik dan Strategi Ketua Bappilu Partai Demokrat di Jakarta. Dari situ ia semakin mantap untuk menjadi ASN.

Pada 2005 mendaftar sebagai calon PNS di Kementrian Sekretariat Negara. Tahun 2007--2010 menjadi pejabat eselon IV di di beberapa posisi di Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara. Baru kemudian sejak 2010--2017 dimutasi ke Sekretariat Kabinet, menjabat sebagai Kasubbag Otonomi Daerah di Asisten Deputi Bidang Politik, Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sekretariat Kabinet.

“Apabila dilihat antara latar belakang pendidikan dan jabatan yang dipercayakan oleh pimpinan kepada saya, tidak begitu menyambung menurut pandangan umum. Untuk itu kita harus senantiasa harus terus belajar dari banyak sudut pandang ilmu pengetahuan. Syukur alhamdulillah saya bisa menyesuaikan diri, tentunya dengan banyak belajar membaca buku-buku terkait dengan bidang pekerjaan dan juga berdialog dan berdiskusi dengan para pakar di bidang pekerjaan,” paparnya yang pernah dipercaya sebagai Kepala Bagian Pemantauan dan Evaluasi di Biro Perencanaan Sekretariat Kabinet.

Kini, selain sibuk dengan tugas utamanya tersebut, ia juga dipercaya menjadi Kepala Bagian Organisasi dan Tata laksana, sekaligus Pelaksana Harian Kepala Biro SDM Ortala Sekretariat Kabinet sampai dengan saat ini. Bukan hanya itu, saat ini ia diminta oleh senior dan teman teman sebagai Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Riau Jakarta (IKA UR Jabodetabek).

Dengan segala yang sudah ia dapatkan, ia menyadari hal itu tentu tidak instan begitu saja. Tapi juga terbentuk ketika menjadi aktivis mahasiswa. Termasuk ilmu pengetahuan yang diterima dari dosen di kampus lebih banyak menjadi dasar metodologi berpikir. “Sedangkan pengetahuan praktis dikembangkan dari mengelola sumber daya manusia ketika mengelola organisasi dan kerja keras mempelajari ilmu yang menjadi tuntutan jabatan,” sambungnya yang pernah menjadi Koordinator Sekretariat Forum Komunikasi Anggota DPR dan DPD RI Asal Riau.

Pria dengan filosofi hidup mengalir seperti air ini mengatakan apa yang ia jalani saat ia

sebagai bentuk pengabdian, rasa terima kasih dan cinta kepada Riau. Sebagai alumni, ia mengatakan bahwa Universitas Riau harus bisa menjadi universitas berkelas di regional Asia Tenggara. Se­bab apabila pulau Sumatera dan Se­menanjung Ma­laya dapat dihubungkan dengan jembatan Se­lat Melaka maka wilayah Riau akan be­rada posisi titik sentral perkembangan.

“Semua civitas akademika Universitas Riau harus saling bahu-membahu untuk mewujudkan Riau sebagai pusat kebudayaan. Potensi itu kita miliki, tapi belum kita eksplorasi bersama sama secara optimal. Itu perspektif geografis darat, potensi tak kala penting juga dari geografis laut dan selat. Selain itu juga, berpotensi juga dari sudut pandang kedirgantaraan,” sebut. Ia juga berpesan agar mahasiswa harus belajar yang rajin di kampus. Seyogianya harus belajar untuk bekerja sama di organisasi kemahasiswaan. Sedangkan untuk karir, ia berharap sebagai ASN, bisa mencapai tingkat jabatan tertinggi. Namun tentu dicapai dengan kapasitas yang baik, loyalitas yang baik sesuai dengan kaedah kaedah  birokrasi.(azr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook