PEKANBARU

Desainer Restorasi Kawasan Overfishing

ALUMNI UNRI | Kamis, 17 Maret 2016 - 10:51 WIB

Desainer Restorasi Kawasan Overfishing
Dr Pareng Rengi SPi MSi (Alumni Faperika TPI Angkatan 1992)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PENANGKAPAN ikan dalam jumlah besar, pencemaran air, peralihan fungsi perairan, berkurangnya jumlah mangrove dan lain sebagainya membuat kawasan perairan Bengkalis berstatus overfishing.

Overfishing atau penangkapan dalam jumlah berlebih tersebut merupakan salah satu bentuk eksploitasi terhadap alam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Akibatnya, jumlah atau populasi dari ikan tenggiri dan ikan parang parang yang bermukim di perairan tersebut menyusut dan berada dibawah ambang batas normal.

Overfishing di Bengkalis tersebut jelas membuat dimensi ekologi, ekonomi dan sosial di wilayah tersebut menjadi terganggu.

Ketidakseimbangan membuat jumlah ikan tangkapan nelayan jauh berkurang. Perairan pun semakin tercemar hingga masyarakat tak bisa memanfaatkan kawasan perairan tersebut seperti yang sebelumnya mereka lakukan.

‘’Ini sangat memprihatinkan. Sebagai lulusan perikanan, kita ingin mengembalikan kondisi tersebut sebagaimana mestinya.

Karena itu, saya tertarik melakukan disertasi di kawasan tersebut untuk mencari jalan keluar dari status overfishing,’’ papar pria kelahiran Tembilahan ini kepada Riau Pos.

Dimensi ekologi, ekonomi  dan sosial ia kawinkan pula dengan dimensi kelembagaan dan teknologi. Ia bersama tim kala itu mengukur status dari kawasan perairan Bengkalis dengan sebuah alat berteknologi tinggi. Hasilnya memang banyak terjadi hal hal yang tidak diinginkan di wilayah tersebut.

 ‘’Ikannya sedikit, airnya tercemar, mangrove yang notabennya adalah nutrisi dan tempat hidup ikan jumlahnya sudah menyusut jauh. Semua tak terlepas juga dari keserakahan manusia dalam mengeksploitasi ikan, tumbuhan dan potensi perairan.

Maka dari itu, kita menciptakan sebuah desain pengelolaan yang Bisa mengembalikan kondisi overfishing tersebut ke kondisi sebelumnya atau biasa disebut dengan restorasi ,’’ ujar lulusan S1 dan S3 Unri ini.

Desain yang dibuatnya menggunakan program matriks memakan waktu selama lima tahun. Rincian dana dan rangkaian kegiatan semua sudah dicantumkannya dengan lengkap dalam desain tersebut.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook