PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Waktu itu, ia masuk kuliah sebagai angkatan kedua Teknik Sipil Universitas Islam Riau (UIR). Tepatnya tahun 1981. Selang 30 tahunan kemudian, lulusan UIR yang sempat mencicipi perjuangan masa kuliah sore ini, berhasil menjadi dekan di almamaternya sendiri, Fakultas Teknik UIR.

Perjalanannya mencapai posisi puncak di fakultas tidaklah semulus melewati jalan tol. Lika-liku dan berbagai proses ia hadapi. Berawal dari hanya menjadi karyawan biasa. Lalu kemudian menjadi dosen. Berikutnya, berbagai jabatan lain terus dipercayakan kepadanya. Seperti kepala lab, ketua jurusan dan pembantu dekan.

“Semua berproses. Saya dulunya juga sempat bekerja di pemerintahan sebagai honorer. Tapi, karena belum ada pengangkatan, saya kembali ke kampus. Mulanya sebagai karyawan. Dari situ baru keinginan menjadi dosen tumbuh dan akhirnya saya betul-betul mengabdikan diri untuk Fakultas Teknik UIR ini,” terang Abdul Kudus saat ditemui di ruangannya.

Menjadi seorang dekan saat ini, adalah hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Namun, bukan berarti ia tidak siap untuk itu. Kudus justru langsung bergerak cepat memajukan kampus. Berbagai akreditasi jurusan ia gesa. Ia sadar betul, bahwa saat ini adalah zamannya akreditasi. Sehingga, Fakultas Teknik UIR tidak boleh terlena dengan nama besarnya dan harus mementingkan upaya mencapai akreditasi tersebut.

Jurusan Teknik Sipil, Teknik Perminyakkan dan Teknik Mesin, kini sudah mengantongi akreditasi B. Sebelumnya akreditasi B belum didapat meski jurusan itu sudah terbilang lawas. “Visi-misi saya tidak muluk-muluk. Saat ini tantangan yang nyatanya masalah akreditasi. Ini yang akan kita kejar. Bagaimana semua jurusan yang ada di teknik ini bisa terakreditasi. Bisa diakui. Sehingga lulusan kita juga diakui dan semakin dipertimbangkan di luar,” tegasnya.