JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bencana banjir bandang yang melanda Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua pada Sabtu (16/3) lalu disebabkan oleh bebrbagai faktor alam. Salah satu faktor penyebab banjir bandang Sentani adalah curah hujan sangat ekstrem ditambah wilayah tersebut memiliki tingkat kelerangan yang cukup tajam.
Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK, Ida Bagus Putera Prathama mengatakan, berdasrakan laporan Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) banyak faktor penyebab terjadinya banjir bandang.
"Kemaren itu curah hujan sangat ekstrim, curah hujan ekstrem. Sehingga itu (banjir) berdampak besar pada wilayah itu. Adanya longsor karena proses alami di wilayah Timur Sentani dan membentuk bendung alami yang jebol ketika curah hujan ekstrim,"kata Ida saat menggelar media breefing di Kantor KLHK, Jakarta, Selasa (19/3).
Tak hanya itu, kata Ida, kondisi hulu daerah aliran sungai (DAS) dengan batuan yang kedap air dan rawan longsor membentuk bendung alami yang tidak stabil dan mudah jebol seketika pada saat hujan tinggi.
Selain itu, kata Ida perluasan wilayah pemukiman dan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak sesuai dengan perencanaan tata ruang terutama pada hilir sungai yang berdampak penyempitan pada mulut sungai sehingga tidak mampu mengalirkan debit air sehingga terjadi pelimpahan atau terjadi luapan air.
"Di kita kan banyak kota yang tumbuh alami, tidak sesuai dengan perencanaan dan tata kota kan. Kota tumbuh alami dan berkembang dan melebar," pungkasnya.(adv)