PERTAMBANGAN

OJK Minta Kran Kredit untuk Pertambangan Ditutup

Advertorial | Rabu, 17 Februari 2016 - 17:10 WIB

SAMARINDA (RIAUPOS.CO) — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengimbau untuk menutup arus pembiayaan kepada sektor pertambangan di Kaltim. OJK menilai, hal itu terjadi karena buruknya performa kredit dan kinerja ekonomi yang terus tertekan, hingga ditutupnya keran kredit untuk sektor usaha terbesar di Benua Etam ini.

Diungkapkan Kepala OJK Kaltim Dedy Patria, pertambangan memang bukan lagi pasar strategis bagi perbankan. Dalam rangka menyerap kredit, arus pembiayaan akan diarahkan untuk sektor usaha lain, terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan membiayai proyek infrastruktur.

“Khususnya bisnis batu bara, yang di Kaltim terus menurun pertumbuhannya. Perbankan kami minta agar tidak dulu memberi kredit ke sektor ini,” ucapnya dalam Financial Executive Gathering 2016 di Lamin Etam, Kantor Gubernur Kaltim.

Bahkan, kalaupun ada bank yang terlanjur membiayai sektor pertambangan, terutama batu bara, Dedy menganjurkan agar diselesaikan. “Jika debitur tidak sanggup melunasi, dan tambangnya sudah tak beroperasi sebagaimana mestinya, bank bisa mengambil alih jaminan dan menjualnya,” lanjut dia.

Dedy mengatakan, OJK Kaltim belum memiliki gambaran terkait penahanan kredit untuk sektor pertambangan ini. Namun, dia meminta agar perbankan mulai melupakan peluang dari bidang usaha tersebut. Saat ini, kata dia, cukup menjaga agar bisnis pertambangan batu bara maupun sektor penunjangnya supaya tidak membawa pengaruh lanjutan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook