PROSESI PENYATUAN TANAH DAN AIR NUSANTARA DI TITIK NOL IKN

Pemindahan Ibu Kota, Gubri Harapkan Terwujudnya Pemerataan Pembangunan

Advertorial | Senin, 14 Maret 2022 - 19:19 WIB

Pemindahan Ibu Kota, Gubri Harapkan Terwujudnya Pemerataan Pembangunan
Gubri Syamsuar saat menyerahkan tepak berisi tanah kepada presiden Joko Widodo di IKN Nusantara, Senin (14/3/2022). (DISKOMINFOTIK RIAU UNTUK RIAUPOS.CO)

BALIKPAPAN (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi, Senin (14/03/2022), mengikuti acara Prosesi Penyatuan Tanah dan Air Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

Acara dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo. Turut hadir sejumlah menteri, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Ketua dan Wakil Ketua Otorita Ibu Kota Nusantara serta Gubernur/Wakil Gubernur dari 34 Provinsi se-Indonesia.

Gubri Syamsuar menyerahkan tanah dan air dari Riau pada urutan ke sebelas setelah Gubernur Jawa Timur. 

Prosesi penyerahan tanah dan air ditutup Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, tempat di mana IKN Nusantara berada.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat kehormatan pertama menyerahkan tanah dan air kepada Presiden yang kemudian dimasukkan kedalam kendi besar, tempat di mana seluruh tanah dan air disatukan. 

Disusul Gubernur Nangroe Aceh Darussalam yang mewakili daerah paling barat Indonesia, Gubernur Papua yang diwakili oleh Ass III dari daerah paling timur Indonesia, dan gubernur lainnya atau yang mewakili dari tiap-tiap pulau besar di indonesia secara bergantian. 

Dalam sambutannya usai prosesi penyatuan tanah dan air, Presiden menyebutkan bahwa ini adalah bentuk persatuan dalam kebhinekaan dari seluruh daerah di Indonesia dalam mendukung pembangunan IKN Nusantara.

“Hari ini saya berkumpul bersama 34 Gubernur dari seluruh provinsi yang ada di indonesia. Ini adalah bentuk kebhinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita untuk mewujudkan Ibu Kota Negara Nusantara ini,” ucap Jokowi seraya berdoa semoga proses pembangunan dapat berjalan lancar dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Presiden juga menekankan perlunya kolaborasi dari berbagai pihak agar pembangunan dapat berjalan lancar.

“Kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI, Polri, swasta dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud,” ucap presiden.

Tanah dan air yang dibawa oleh para pemimpin daerah ini dikemas dalam wadah yang berbeda-beda sesuai dengan khas daerah setempat. Sebelum diserahkan ke presiden, wadah ini dibawa oleh pemuda-pemuda berpakaian tradisional untuk diserahkan terlebih dahulu kepada Gubernur atau Wakil Gubernur. Kemudian wadah diserahkan ke presiden dan dituangkan satu persatu ke dalam kendi besar yang telah disiapkan.

Setiap tanah dan air yang dibawa dari berbagai daerah di indonesia ini memiliki kisah atau filososi yang berbeda-beda. Seperti tanah yang dibawa dari Riau, berasal dari tanah masjid-masjid tertua di 12 kabupaten kota di daerah ini. Sementara airnya berasal dari 4 sungai besar yang mengalir di Bumi Lancang Kuning ini yaitu Sungai Siak, Kampar, Rokan dan Indragiri.

Gabungan tanah dari Riau dibawa dalam wadah berbentuk tepak sirih, sementara gabungan air dibawa dengan wadah yang terbuat dari potongan bambu besar.

Pemerataan Pembangunan

Gubri Syamsuar berharap, perpindahan ibukota adalah juga bermakna pemerataan pembangunan di Tanah Air. Bahwa Indonesia bukan hanya Pulau Jawa, tapi terbentang dari Sabang sampai Merauke.

"Selama ini pembangunan lebih banyak di Pulau Jawa. Pemindahan Ibukota berarti juga pemindahan pusat kekuasaan, yang bermuara kepada pemerataan pembangunan di seluruh Nusantara," harap Gubri.(adv)

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook