(RIAUPOS.CO) - Salah satu dampak positif dari Festival Kelapa Internasional (FKI) 2017 di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yakni perhatian khusus pemerintah pusat terhadap perbaikan kebun kelapa rakyat yang mengalami kerusakan.
“Ini merupakan komitmen mereka (Pemerintah pusat, red) dalam hal rehabilitasi sekitar 100 ribu hektare kebun kelapa rusak,” ungkap Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman saat menghadiri Gelar Seni Melayu Serumpun di Tembilahan, Senin (11/9).
Sebagaimana disampaikan Bupati Inhil HM Wardan, lebih dari 70 persen masyarakat daerah itu bergantung hidup pada sektor tanaman kelapa. Atau sekitar 25 persen lahan perkebunan kelapa se Indonesia. Angka itu cukup besar dan fantastis.
“Ini salah satu momen bagi kita untuk mencuri perhatian pemerintah pusat terhadap perbaikan kebun-kebun kelapa yang rusak,” sebut Bupati Inhil HM Wardan.
Berbagai kegiatan ikut ditampilkan dalam FKI 2017 di Kabupaten Inhil. Di antaranya, pertunjukan gelar seni melayu serumpun yang diikuti sejumlah negara tetangga. Malaysia danThailand, termasuk Provinsi tetangga seperti Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
Semua yang dilakukan itu merupakan upaya nyata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil dalam mencuri perhatian terakhir berbagai macam potensi. Terutama potensi di bidang perkebunan kelapa dalam yang jumlahnya lebih dari 400 ribu hektare.
Di samping tujuan utama seni yakni ingin meningkatkan pemahaman dan menumbuhkembangkan apresiasi terhadap seni di kalangan masyarakat sebagai sebuah filter masuknya bermacam budaya asing yang dapat memecah belah persatuan.
“Proses akulturasi budaya asing tidak dapat dipungkiri telah menyentuh sebagian masyarakat kita. Melalui kesenian, kita ingin ada difilter sehingga budaya asing tidak bebas masuk,” katanya.(adv/a)