PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau di Pekanbaru saat ini terus meningkatkan pelayanannya. Salah satunya di bidang Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) yang saat ini juga terus disempurnakan.
Kepala Instalasi PJT RSUD Arifin Achmad dr Dyah Siswanti E Sp JP (k) FIHA mengatakan, saat ini PJT yang merupakan salah satu unggulan dari RSUD Arifin Achmad, sudah bisa melakukan mulai dari pemeriksaan sampai tindakan bedah jantung.
"Tindakan bedah jantung ini merupakan tata laksana terakhir dari sebuah pelayanan jantung terpadu," katanya.
Dijelaskan dr Dyah, sebelumnya RSUD Arifin Achmad hanya bisa melakukan diagnosis jenis penyakit jantung apa yang diderita pasien. Seperti kelainan katup, jantung bawaan atau terjadi penyempitan di koroner. Kemudian dengan adanya layanan laboratorium, selanjutnya di RSUD Arifin Achmad bisa melakukan pasang cincin pada penyumbatan jantung koroner.
"Jadi selain diagnosis, juga sudah bisa melakukan intervensi nonbedah seperti pasang cincin tersebut. Namun jika penyumbatan sudah parah harus dilakukan operasi dan saat ini juga sudah bisa dilakukan di RSUD Arifin Achmad. Jadi pelayanan jantung di RSUD Arifin Achmad ini sudah mulai berjalan sejak 2006. Hingga saat ini pelayanannya sudah paripurna," ujarnya.
Untuk kegiatan bedah jantung, sebelumnya memang diawali dengan pengampuan dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Dan saat ini RSUD Arifin Achmad juga sudah masuk dalam jejaring Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
"Artinya kami sudah diakui sebagai rumah sakit jantung regional dalam hal ini di wilayah Sumatera Tengah. Dengan begitu, harapan kita pelayanan jantung terpadu RSUD Arifin Achmad tahun ini bisa diresmikan menjadi pelayanan jantung yang mandiri," sebutnya.
Meskipun demikian, pihaknya secara berkala terus melakukan evaluasi terhadap pelayanan jantung yang ada.
Karena pihaknya ingin pelayanan jantung yang ada dapat betul-betul melayani masyarakat Riau.
Sehingga tidak perlu lagi sampai harus ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan jantung.
"Kami saat ini terus berusaha melengkapi kekurangan-kekurangan. Sehingga harapan nanti pelayanan jantung di RSUD Arifin Achmad bisa sama dengan Rumah Sakit Harapan Kita," ujarnya.
Dijelaskan dr Dyah, hingga saat ini untuk kegiatan bedah jantung sudah dilakukan sebanyak 98 kali. Sebagian besar adalah operasi penyakit jantung koroner yang tidak bisa lagi diberi cincin. Kemudian juga ada penyakit jantung bawaan dan juga kelainan jantung katup.
"Jadi variasinya sudah seperti yang ada di Rumah Sakit Harapan Kita. In sya Allah tahun ini akan tercapai pelayanan jantung mandiri di RSUD Arifin Achmad," harapnya.
Jika nantinya layanan jantung terpadu sudah mandiri, menurut dr Dyah akan banyak keuntungan yang didapat masyarakat.
Seperti masyarakat tidak perlu jauh-jauh berobat lagi, karena di beberapa pasien jantung kondisi berat, akan sulit sekali untuk bepergian jauh.
"Kemudian dari sisi ekonomi juga akan lebih menghemat. Karena pendamping tidak memerlukan biaya yang banyak seperti untuk konsumsi dan penginapan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, dr Dyah juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak takut jika mengalami keluhan yang mengarah pada penyakit jantung. Karena jika lebih cepat diperiksa dan diobati, maka hasilnya akan lebih baik.
"Jadi kalau ada keluhan, seperti nyeri dada, sesak atau biru pada kelainan jantung bawaan, maka hendaknya cepat diperiksa. Karena hasilnya akan lebih maksimal jika pengobatan dilakukan secara dini," imbaunya.
Sementara itu dokter spesialis bedah thorak kardio vaskuler RSUD Arifin Achmad dr Hariadi Hatta Sp B TKV mengatakan, beberapa operasi jantung yang pernah dilakukan yakni operasi katup.
Di mana operasi ini dilakukan dengan alat yang canggih.
"Perlu alat yang canggih karena saat operasi saya harus memberhentikan jantung dan paru-paru. Untuk menggantikan dua organ penting tersebut, kita punya mesin bernama hearth lung machine," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, dengan mesin tersebut, maka ia bisa melakukan operasi pada jantung berupa penggantian katup. Jika operasi sudah selesai dilaksanakan, maka jantung tersebut akan difungsikan kembali.
"Kemudian juga operasi jantung bawaan, misalnya ada lubang di jantungnya maka bisa kami tambal," jelasnya.
Sementara itu, Scrube Nurse RSUD Arifin Achmad sebagai perawat bedah jantung dalam pelaksanaan operasi, Ns Maizirwan SKep mengatakan, untuk bisa menjadi perawat bedah pada kegiatan operasi jantung, dia sebelumnya juga harus mengikuti pelatihan.
"Ada pelatihan basic kardiologi yang harus diikuti di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta selama tiga bulan, kemudian dilanjutkan pelatihan lanjutan juga tiga bulan. Jadi, semua memerlukan proses sebelum bisa seperti sekarang ini," katanya.(adv/sol)