Ciri yang keempat menurut Wali Kota adalah masayarakat gotong royong dan menjalin kekompakan di tengah masyarakat untuk meningkatkan pembangunan. Sikap ini juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, karena untuk menyelesaikan segala konflik yang ada didalam kehidupan masyarakat, dibutuhkan sikap gotong royong yang dapat mempermudah dan memecahkan masalah secara efisien.
Dijelaskannya, sikap gotong royong dalam kehidupan masyarakat memiliki peranan dan manfaat penting, seperti dengan adanya gotong royong, segala permasalahan dan pekerjaan rumit akan cepat selesai. Kemudian juga akan memupuk rasa kebersamaan meningkatkan solidaritas sosial, mempererat tali persaudaraan.
"Ciri terakhir untuk membangun masyarakat madani adalah bersih, dalam hal ini tidak hanya pada aspek lingkungan saja, melainkan juga termasuk bersih fikiran, hati dan jiwa, dan juga pendengaran dan penglihatan. Bila kelima bersih ini sudah dimulai dari pribadi masing- masing, makan akan terbawa ke level lebih luas lagi. Yakni keluarga, lingkungan rumah dan selanjutnya ke lingkungan sekitar hingga ke masyarakat luas," imbuh Firdaus.
Kegiatan yang ditaja Forum Kerukuan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekanbaru itu, dilaksanakan selama dua hari dengan tempat yang berbeda yakni, pada Selasa (3/11/2015), di Kecamatan Rumbai. Kemudian Rabu (4/11/2015), kegiatan kembali diadakan di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Mengangkat tema "Upaya memperkokoh toleransi umat beragama menuju masyarakat Kota Pekanbaru yang madani dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dihadiri Ketua FKUB Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Sekretaris FKUB, Dahlan Jamil, dan enam tokoh agama dan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan masing- masing penyelenggaraan kegiatan, beserta camat dan lurah.(adv)