"Kami sudah mengusulkan kawasan ini menjadi Taman Nasional Zamrud. Mudah-mudahan segera terwujud," harap dia.
Sebab,
di zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) persis
saat meresmikan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, kawasan ini
sudah diresmikan sebagai Taman Nasional Zamrud.
Jika
kelak menjadi taman nasional, potensi yang ada di sana, kata Syamsuar,
akan bisa digarap maksimal sebagai kawasan ekowisata dan konservasi yang
bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan jika sudah jadi taman
nasional, Pemkab Siak pun akan bisa membikin zonasi.
Lantas
ada lagi objek wisata buatan semacam sumur minyak bersejarah di Minas
dan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas yang berdekatan dengan Taman
Hutan Raya (Tahura).
“Makanya saya bilang sama banyak
orang. Di Siak mau sebentar apa mau lama? Mau sebentar kami punya sumur
minyak bersejarah dan PLG tadi. Sangat dekat dengan Pekanbaru,”
katanya.
Untuk mengembangkan semua potensi tadi,
Pemkab Siak kata Syamsuar sudah membikin Grand Disain pengembangan
kebudayaan melayu. Ini sengaja dibikin supaya saat berganti pimpinan,
rencana pengembangan kebudayaan tadi tidak berubah.
Pembenahan-pembenahan kata Syamsuar juga sudah dilakukan. Mulai dari restorasi tempat-tempat bersejarah tadi, pembinaan kampung-kampung adat, memasukkan kurikulum kebudayaan melayu di sekolah, hingga pembangunan dan penataan sejumlah museum sudah dilakukan.
“Kami lakukan semuanya berbasis kebudayaan. Dan ini juga sejalan dengan misi Pemprov Riau,” katanya. (aal)