PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bank Indonesia menaja Festival UMKM Riau: Go Digital Go Global di Area Parkiran Mal Living World Pekanbaru selama dua hari yakni 29 Februari dan 1 Maret 2020. Acara yang diikuti 25 UMKM ini dibuka Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution SIP, Sabtu (29/2).
Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau Decymus memaparkan, sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau ekonomi kreatif di Riau memiliki 167 ribu unit usaha yang potensial untuk digerakkan. Dari sektor pariwisata, potensi wisata di berbagai wilayah mulai berkembang bahkan hingga ke mancanegara seperti Bono, Istana Siak, dan Sister City Kampar-Melaka.
Perluasan pasar UMKM perlu dikembangkan melalui digitalisasi. “Kami mencatat bahwa jumlah pelaku e-commerce Riau menduduki peringkat lima dari seluruh provinsi di Sumatera. Sementara, pangsa transaksi e-commerce Riau terhadap nasional terus menurun dalam tiga semester terakhir. Hal ini sangat disayangkan karena Riau memiliki 167 ribu UMKM yang berpotensi untuk masuk dalam e-commerce,” jelasnya.
Menurutnya, tantangan utama adalah pendataan data UMKM yang belum lengkap dan akurat, serta diperlukan suatu roadmap monitoring nasional untuk pembinaan UMKM dari sektor hulu ke hilir. Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, akan turut membantu pengembangan UMKM agar sukses melakukan digitalisasi dan berorientasi ekspor.
“Kami mencatat bahwa database UMKM yang lengkap dan akurat, peningkatan akses pembiayaan UMKM termasuk melalui wakaf, mendorong UMKM Go-Digital, dan pembinaan UMKM berorientasi ekspor menjadi empat hal yang dapat diprioritaskan untuk mendorong UMKM sukses digital dan ekspor,” ucapnya.
Berdasarkan data dari Kementerian UMKM, terdapat 59,6 juta (99 persen) yang termasuk dalam kategori UMKM yang perlu didorong naik kelas untuk terhubung dengan pasar global. Sebagaimana diketahui produk-produk UMKM sejumlah negara seperti Cina dan Thailand berhasil diekspor dan diterima dengan baik oleh pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa produk UMKM Indonesia sebenarnya juga memiliki peluang yang sama. Untuk merebut peluang tersebut, tentunya produk yang ditawarkan harus berkualitas dan unik dengan harga bersaing. Pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi pelaku UMKM Indonesia untuk mampu bersaing di pasar ekspor.
Kendala yang dihadapi UMKM saat ini setidaknya terdapat dari tiga sisi, yaitu pada sisi produksi, peraturan/regulasi, serta promosi dan akses pasar. Dari sisi produksi, kapasitas produksi dan kualitas produk yang terbatas dan tidak kontinu menyebabkan UMKM kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar ekspor.
Sementara dari sisi regulasi, UMKM memiliki keterbatasan dalam melakukan ekspor karena belum memiliki legalitas usaha, belum mampu mengurus izin ekspor. Bahkan belum memiliki izin produk yang disesuaikan dengan regulasi di negara tujuan ekspor. Selain itu dari sisi akses pasar, pengetahuan UMKM yang minim mengenai kebutuhan dan keinginan pasar di negara tujuan ekspor, promosi yang masih terbatas dan tradisional, dan belum adanya pemanfaatan teknologi informasi menyebabkan akses pasar menjadi terbatas.
“Berdasarkan hal-hal tersebut maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau memandang perlu untuk melakukan kegiatan Festival UMKM Riau: Go Digital, Go Global ini guna menghubungkan UMKM dengan pasar global dan platform digital,” sebutnya.
Dalam kegiatan ini terdapat tiga acara pokok yaitu showcasing (pameran), onboarding UMKM dan coaching clinic, serta talkshow. Showcasing merupakan kegiatan pameran/festival produk-produk UMKM unggulan di Riau, baik produk barang maupun jasa yang terhubung dengan platform digital ataupun berorientasi ekspor.
“Seluruh transaksi pada showcasing diwajibkan menggunakan sistem pembayaran nontunai,” jelasnya
Dalam kegiatan talkshow dibahas tiga topik utama, yaitu: Pertama, Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dengan tujuan untuk mengomunikasikan peran Bank Indonesia dalam mendukung ekonomi keuangan dan digital, khususnya di bidang sistem pembayaran. Kedua, Digital Economy-UMKM, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan awareness masyarakat terkait perkembangan ekonomi digital, risiko dan tantangan yang akan dihadapi serta potensi pasar global yang dapat dimanfaatkan.
Ketiga, Banking/Financial Services/Startup/Ecommerce, untuk memberikan edukasi terkait perkembangan inovasi layanan keuangan digital dalam mendukung perluasan pasar UMKM. “Semoga kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Riau untuk mengenali potensi UMKM yang dimiliki dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi keuangan digital yang telah tersedia, khususnya di bidang sistem pembayaran dan pemasaran digital,” katanya.
Wakil Gubernur Riau Edy Natar mengapresiasi kegiatan ini dan mengatakan kehadiran UMKM merupakan bagian terpenting di Indonesia. Menurutya sektor UMKM dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara luas dan sekaligus berperan sebagai pemerataan dan keadilan pendapatan masyarakat serta dapat mendorong tumbuhnya usaha besar dapat membantu terjaganya stabilitas ekonomi nasional.
Kekuatan UKM tidak boleh dipandang sebelah mata. Inovasi dan pengembangan harus menyasar usaha-usaha UMKM. “Kami mengapresiasi terobosan BI yang mengadakan pameran UMKM Riau: Go Digital, Go Global. Pemanfaatan digital akan meningkatkan penjualan dan nilai tambah bagi UMKM,’’ katanya.(mar/a/ifr)