Twitter Lebih Dipilih Remaja Daripada Facebook

Teknologi | Kamis, 30 Mei 2013 - 18:33 WIB

Twitter Lebih Dipilih Remaja Daripada Facebook

SEOUL (RP) - Studi terbaru tentang perilaku online remaja mungkin perlu dipertimbangkan pengembang Facebook. Pasalnya, para remaja saat ini lebih condong beralih ke Twitter dan media sosial lainnya karena terlalu banyak orang dewasa dan hal-hal konyol di Facebook.

Dijelaskan, layanan Twitter bakal booming sebagai media tujuan sosial bagi remaja yang mengeluh atas terlalu banyaknya orang dewasa dan aneka "drama" obrolan dalam interaksi Facebook.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Remaja lebih banyak berbagi informasi pribadi tentang diri mereka sendiri bahkan ketika mereka mencoba untuk melindungi reputasi onlinenya," ujar Amanda Lenhart dari Pew Research Center, salah satu penulis studi tersebut, seperti dilansir digitalone (28/5).

Ada terlalu banyak orang dewasa di Facebook yang mengekspos kehidupannya dan itu ditangkap para remaja. Hal ini ditambah lagi dengan obrolan konyol, seperti apa yang disantap untuk makan malam dan lainnya.

"Kuncinya mereka menyukai lebih sedikit orang dewasa dan orang tua. Juga berkurangnya kompleksitas," lanjutnya.

Hasil studi tersebut juga merilis, para remaja itu masih memiliki profil Facebook, tetapi kini menghabiskan waktu lebih sedikit dan pindah ke layanan sosial lainnya seperti Twitter, Instagram dan Tumblr.

Dalam jajak pendapat itu, 94 persen dari remaja pengguna media sosial memiliki profil di Facebook lebih datar dari tahun sebelumnya. 26 persen dari remaja pengguna media sosial lebih suka berlama-lama di Twitter. "Itu lebih dari dua kali lipat angka tahun 2011 sebesar 12 persen," sambung Amanda.

"Facebook tampaknya memiliki lebih banyak drama," kata Jaime Esquivel, remaja berusia 16 tahun ketika diwawancarai.

Esquivel mengatakan, dirinya masih memeriksa akun Facebook sehari-hari tetapi tidak menggunakannya secara teratur seperti di masa lalu. Dia juga melihat remaja lebih suka mengeluh di Twitter, dan menggunakan layanan berbagi foto Instagram lebih sering, dengan memposting beberapa gambar setiap hari dan berkomunikasi dengan teman-temannya.

Ditemukan pula, lebih dari 60 persen remaja dengan account Twitter melakukan tweet mereka ke publik, yang berarti siapa pun di Twitter,  teman, musuh atau orang asing  bisa melihat apa yang mereka publikasikan. Hal itu juga didorong kenyataan mereka tidak mengetahui apakah tweet itu bersifat pribadi ataukah untuk umum.

Lebih dari 90 persen remaja pengguna media sosial juga mengatakan bahwa mereka telah memposting foto pribadinya, hal ini naik dari 79 persen pada 2006. Tujuh dari 10 remaja juga mengungkapkan kota di mana mereka tinggal, naik dari sekitar 60 persen selama periode waktu yang sama. Dan 20 persen diantaranya mem-publish nomor ponselnya, naik tajam dari hanya dua persen pada 2006.

Meski begitu, Parry Aftab, seorang penasehat hukum keselamatan anak online, menyatakan "mereka (anak-anak) berbagi. Ini adalah hidup mereka. Tapi mereka cenderung berbagi hal-hal pribadi yang jauh lebih baik daripada yang pernah mereka lakukan sebelumnya."

Hasil penelitian ini merupakan survei atas 802 orangtua dan 802 anak remajanya. Jajak pendapat ini dilakukan antara 26 Juli dan 30 September 2012, dengan metode wawancara. (Esy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook