FLORIDA (RP) - Pesawat antariksa tidak berawak, Space-X berhasil kembali ke Bumi, pascamisinya ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) selama dua minggu. Space-X membawa 900 kg peralatan ilmiah dan berbagai peralatan stasiun antariksa yang sudah tidak dipakai lagi.
Selain itu, menurut laman BBC, Space-X juga membawa contoh-contoh bahan medis dari stasiun antariksa internasional yang mengorbit bumi. Wahana ini telah mendarat dengan parasut di Samudera Pasifik barat Meksiko pada pukul 12:22 waktu setempat atau 19:22 GMT.
Misi pertama dari dua belas misi lainnya yang dipesan NASA atas perusahaan ini sebelumnya membawa 400 kg makanan, pakaian, percobaan dan suku cadang untuk para astronot di ISS. Selepas misi tersebut, Space-X pulang ke Bumi dengan membawa beberapa mesin yang rusak dan juga spesimen hasil percobaan di luar angkasa, termasuk urine para astronot.
NASA sendiri telah menjadwalkan misi berikutnya pada Januari mendatang. Meskipun, perusahaan swasta pengelola Space-X masih memerlukan waktu untuk menyelidiki adanya anomali mesin yang dialami ketika peluncuran roket Dragon yang mendorong wahana tersebut ke ISS awal Oktober silam.
Para astronot di stasiun antariksa menggunakan lengan robot raksasa untuk meluncurkan pesawat kargo komersial tadi dari ketinggian 410 km di atas bumi. Selama proses itu Space-X itu terus mengirim video lewat Twitter, termasuk video ketika pesawat itu melepaskan diri dari stasiun antariksa.
NASA sendiri telah memberikan SpaceX kontrak senilai USD1,6 miliar untuk menjaga operasional stasiun antariksa internasional (ISS). Selain dengan Space-X, NASA juga tengah menanti keberhasilan The Orbital Sciences Corporation (OSC) yang bakal menguji roket baru Antares sebelum melakukan demonstrasi sendiri ke ISS dengan sebuah wahana yang disebut Cygnus.
Jika itu misi berjalan baik, maka akan memicu kontrak senilai USD1,9 miliar bagi OSC guna melakukan misi-misi NASA lainnya. Langkah ini merupakan upaya NASA menempatkan transportasi astronot di sektor swasta pasca pensiunnya pesawat ruang angkasanya. (esy/jpnn)