JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di tengah tingginya tren menonton melalui platform Video on Demand (VoD) melalui berbagai perangkat, Hooq, salah satu pemain VoD justru memutuskan menutup layanannya di Indonesia dalam waktu dekat. Hooq dipastikan berhenti beroperasi di Indonesia pada 30 April lusa.
Hooq sendiri merupakan perusahaan patungan yang didirikan Singtel, Sony Pictures Television dan Warner Bros Entertainment. Sejak lima tahun lalu, Hooq menambah ramai jajaran platform VoD lain di banyak negara termasuk Indonesia untuk para penikmat konten.
Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro melalui pesan singkatnya kepada JawaPos.com, mengakui Hooq akan berhenti beroperasi pada 30 April.
“Ya benar, layanan HOOQ akan berhenti pada 30 April 2020. Para pemegang saham Hooq sudah memutuskan untuk likuidasi Hooq Digital Pte Ltd di Singapura pada 27 Maret 2020 lalu,” ujar Guntur singkat.
Akibat keputusan likuidasi ini, tak hanya di Indonesia, Hooq juga akan tutup di seluruh negara yang memiliki layanan tersebut. Selain Indonesia, Hooq juga terdapat di sejumlah negara Asia, yaitu India, Thailand, Fillipina, dan Singapura.
Sebelumnya, Hooq Digital melakukan likuidasi kreditor pada bulan lalu. Saat itu, diputuskan jika Singtel memiliki 76,5 persen kepemilikan efektif.
Menurut pihak Hooq, sejak awal perusahaan berdiri sudah terjadi perubahan struktural yang signifikan dari pasar video Over The Top (OTT), serta peta kompetisinya. Adapun yang dihighlight adalah adanya kemauan pasar untuk membayar ketika pilihan layanan terus meningkat.
Karena perubahan itu, Hooq menambahkan jika model bisnis yang layak bagi platform OTT independen juga ikut berubah.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman