JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Google kembali melakukan "bersih-bersih" toko aplikasi Play Store. Kali ini, Google membuang ratusan aplikasi yang dipenuhi banyak iklan mengganggu atau over disruptive ads.
Sebagaimana dikutip dari laman resminya, Senin (24/2), setidaknya ada sebanyak 600 aplikasi yang penuh iklan mengganggu yang "ditendang" dari Play Store. Hal tersebut dikatakan sebagai upaya lanjutan Google dalam membuat platformnya aman dan nyaman bagi pengguna.
Per Bjorke, Manajer Produk Senior dan Kualitas Lalu Lintas Iklan di Google mengatakan,s selain dihapus, aplikasi tersebut dilarang dari platform monetisasi iklan Google AdMob dan Google Ad Manager. Hal ini dikarena 600 aplikasi tersebut melanggar aturan kebijakan iklan di Google.
"Penipuan iklan seluler adalah tantangan industri yang dapat muncul dalam berbagai bentuk dengan berbagai metode, dan berpotensi membahayakan pengguna, pengiklan, dan penerbit," ujarnya.
Dia melanjutkan, di Google, pihaknya telah mendedikasikan tim yang berfokus untuk mendeteksi dan menghentikan pengembang jahat yang berupaya menipu ekosistem ponsel. "Sebagai bagian dari upaya ini, kami mengambil tindakan terhadap mereka yang membuat aplikasi yang tampaknya tidak berbahaya, tetapi sebenarnya melanggar kebijakan iklan kami," sambungnya.
Google mendefinisikan iklan yang mengganggu adalah ketika tampil di layar pengguna pengguna dengan cara yang tidak terduga. Misalnya, secara tak terduga iklan tampil penuh di layar ketika Anda mencoba melakukan panggilan telepon, membuka kunci ponsel, atau saat menggunakan navigasi Maps favorit pengguna.
Bagi Google, iklan tersebut dapat dikategorikan di luar konteks. Yakni saat pengembang jahat menayangkan iklan di perangkat seluler saat pengguna sebenarnya tidak aktif dalam aplikasi mereka. Google mengklaim, hal tersebut adalah manuver invasif yang menghasilkan pengalaman buruk bagi pengguna. Bahkan sering mengganggu fungsi perangkat utama.
"Pengembang jahat terus menjadi lebih cerdas dalam menyebarkan dan menutupi iklan yang mengganggu, tetapi kami telah mengembangkan teknologi baru kami sendiri untuk melindungi dari perilaku ini. Kami baru-baru ini mengembangkan pendekatan berbasis pembelajaran mesin yang inovatif untuk mendeteksi kapan aplikasi menampilkan iklan di luar konteks, yang mengarah pada penegakan yang kami umumkan hari ini," tukas Bjorke.
Seperti sudah kami beritakan juga, sebelumnya Google bersih-bersih Play Store juga. Adapun sebelumnya yang dibersihkan adalah aplikasi nakal yang diduga memata-matai pengguna secara berlebihan dan berpotensi melanggar privasi berupa pencurian data.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal