Laparoskopi untuk Usus Buntu

Teknologi | Minggu, 22 Juli 2012 - 10:39 WIB

Laparoskopi untuk Usus Buntu
(Foto: istimewa)

Laporan PURNIMASARI, Pekanbaru

Si kecil kena usus buntu? Mungkin bunda khawatir jika sang buah hati harus menjalani operasi di usia dini. Tapi kini, dengan kemajuan teknologi yang telah membawa perkembangan berarti di dunia bedah, metode laparoskopi bisa jadi jawabannya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Panjang sayatan yang diperlukan dalam metode bedah ini menjadi 0,5-2 Cm saja. Dengan demikian, masa pemulihan dan penyembuhan pasien bisa lebih singkat lagi. Masa perawatan di rumah sakit pun jadi lebih singkat yaitu 1-2 hari dan bisa kembali beraktivitas dengan cepat,’’ ujar dr Nurhadi SpB.

Menurut dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru ini, ada beberapa keuntungan dari bedah laparoskopi. Dengan sayatan minimal, luka bekas operasi hampir tak terlihat. Rasa sakit juga minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot. ‘’Teknik operasi ini telah dapat dilakukan di RS Awal Bros Pekanbaru,’’ tutur Nurhadi.

Dijelaskannya, laparoskopi mulanya diperkenalkan di awal tahun 1990-an dengan metode sayatan kecil sepanjang 2-3 Cm. Kini, laparoskopi pun berkembang seiring kemajuan teknologi. Laparoskopi adalah suatu tindakan pembedahan menggunakan alat khusus (kamera) yang masuk ke dalam tubuh kita melalui dinding perut, dengan sayatan yang minimal dan ditampilkan oleh monitor. Teknologi pembedahan ini termasuk dalam ‘’bedah minimal invasif’’.

Selain mengatasi usus buntu, lanjut Nurhadi, cukup banyak jenis operasi yang dapat dilakukan dengan bedah laparoskopi. Di antaranya operasi batu kantung empedu, perlengketan usus dan operasi pada lambung, usus halus serta usus besar. Untuk bidang kebidanan dan kandungan, laparoskopi juga bisa digunakan untuk menilai status kesuburan, membetulkan posisi rahim, memisahkan perlengketan, endometriosis, terapi kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan), kisektomi (pengangkatan kista) dan miomektomi (pengangkatan miom), histerektomi (pengangkatan rahim), sterilisasi atau ligasi dan terapi abses rongga panggul.

Pasca menjalani laparoskopi, kesempatan hamil menjadi lebih besar pada wanita dengan gangguan kesuburan. Kehamilan yang terjadi diperlakukan sama dengan kehamilan normal, kecuali bila ada tindakan pada rahim. Pasca laparoskopi, pasien juga dapat melahirkan normal, kecuali bila ada tindakan pada bagian rahim atau indikasi lainnya.(tie)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook