Limbah Itu Mengalahkan Kertas HVS

Teknologi | Minggu, 20 Mei 2012 - 06:56 WIB

Limbah Itu Mengalahkan Kertas HVS
Sejumlah produk kreatif hasil dari kertas bekas dijadikan materi pelatihan membuat kertas yang ditaja PT Kalila bagi warga Pekanbaru, Selasa (15/5/2012). (Foto: BUDDY SYAFWAN/Riau Pos)

Laporan BUDDY SYAFWAN, Pekanbaru

Pernah membeli kertas-kertas mahal yang eksklusif, berkelas dan unik? Sekilas kertas-kertas itu memang luar biasa. Tampilannya menarik, berserat bahkan terkesan klasik. Namun, siapa sangka lembaran-lembaran itu awalnya hanya limbah terbuang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wajah Eva serta sejumlah warga Pekanbaru yang berkumpul di aula Balai Desa Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Lima Puluh siang itu masih terlihat bersemangat. Padahal hari itu, sudah memasuki hari terakhir program pelatihan.

Walau hanya sepuluh orang, namun dengan tekun mereka mengikuti pelatihan Making Paper and Paper Craft (membuat kertas dan mengolahnya menjadi benda-benda bermanfaat) yang dilaksanakan atas kerja sama BP Migas, Energi Mega Persada-Kalila Bentu, PNPM Mandiri dan Pemerintah Kelurahan Tanjung Rhu.

Kebetulan, pada hari kedua ini, para peserta yang terdiri dari kelompok kreatif masyarakat Pekanbaru sedang mempelajari cara membuat kerajinan berbahan dasar kertas. Misalnya kotak perhiasan, amplop, tas jinjing, pigura serta lampion. Ada cukup banyak kreasi yang sudah mereka hasilkan dari mengolah-alih kertas bekas tersebut.

Kerajinan ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi para peserta guna mengisi keperluan yang selama ini cenderung hanya bisa didapatkan dari pebisnis luar. ‘’Alhamdulillah sekali, kami diberi kesempatan mengikuti pelatihan ini, karena terus terang selama ini pelatihan sejenis inilah yang kami harapkan bisa ditunjukajarkan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait. Ternyata, caranya tidak sulit. Saya pun optimis kita bisa membuat hal yang sama dari bahan-bahan ini,’’ sebut Eva, salah seorang pengasuh kelompok kreatif masyarakat di Jalan Tampan Kecamatan Payung Sekaki.

Pelatihan yang mereka dapatkan ini, adalah kelanjutan dari pelatihan hari pertama, dimana  peserta diajarkan tentang bagaimana memanfaatkan bahan-bahan yang selama ini tidak berguna. Salah satunya adalah membuat kertas dari gedebong pisang, enceng gondok atau kertas bekas. ‘’Yah, kalau dulu kita tak tahu kalau serat pisang bisa jadi kertas unik seperti ini. Tapi, mudah-mudahanlah, setelah pelatihan ini, kita bisa melakukannya sendiri dan kita bisa produksi lebih banyak,’’ ujar dia optimis.

Para peserta memang mendapat pembekalan khusus dari salah satu mentor dari Jakarta yang selama ini memang sudah berkecimpung dalam mengolah barang yang selama ini dianggap tak bermanfaat. Ambardi Nasution, namanya dari Bardiju Making Paper and Paper Craft.

Ambardi memberikan trik sederhana membuat kertas dari bahan gedebong pisang yang awalnya hanya berasal dari keprihatinannya tentang upaya penyelamatan lingkungan. ‘’Ya, awalnya saya bergerak dari masalah lingkungan, sampah, limbah dan benda-benda tidak bermanfaat. Lama saya membaca literatur, mengikuti pelatihan, hingga akhirnya sekarang ini menjadi usaha keseharian saya,’’ ungkap owner Bardiju yang berkantor di Jalan Jendral S Parman, Tomang, Jakarta Barat itu.

‘’Sebenarnya, banyak hal yang bisa kita lakukan dengan barang limbah seperti kertas bekas. Asal tahu caranya, semuanya bisa berarti. Bahkan bisa memberi nilai ekonomis bagi masyarakat,’’ jelas dia.

Dengan mengandalkan serat pada gedebong pisang serta beberapa alat sederhana untuk  menapis dan memurnikan hasil cetakan, Ambardi mengaku bisa menghasilkan pundi-pundi yang tidak sedikit.  Bayangkan, per lembar kertas serat pisang yang bentuknya unik dan klasik itu, bisa menghasilkan Rp2.000. Artinya, nilainya jauh lebih mahal dibandingkan dengan kertas-kertas mahal keluaran pabrik seperti HVS atau kwarto yang dijual per rim.

‘’Cara membuatnya sederhana sekali, saya sudah ajarkan. Tapi, bukan berarti cuma dari bahan itu saja. Dari banyak bahan, bisa dikelola menjadi benda-benda berharga,’’ jelas dia.

Sekilas, kertas berserat pisang layaknya kertas karton berwarna saja. Namun, setelah dilihat lebih detail, kertas-kertas tersebut mempunyai corak yang unik dan berkelas. Kertas-kertas jenis ini belakangan memang menjadi ngetren karena motif kertas yang dihasilkannya muncul ke permukaan dengan aneka warna yang juga tak kalah menawan.

Selain bisa dijadikan wadah menulis untuk surat-surat klasik, kertas ini juga ternyata mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan kertas karton atau lembaran HVS yang banyak diproduksi oleh pabrikan.

Memang, diakui dia, karena masih dikelola secara manual, produksi kertas ini tidak terlalu banyak. Namun, bila fokus pada pekerjaan membuat kertas seperti ini, jumlah yang dihasilkan bisa mencapai 200 lembar per hari dengan mengandalkan dua atau tiga orang pekerja saja.

Dalam kesempatan itu, selain ingin menularkan kreativitas, dia juga berharap ada upaya penyelamatan lingkungan dengan memperhatikan potensi yang ada di sekitar tanpa harus menimbulkan limbah-limbah baru yang malah merusak lingkungan itu sendiri.

‘’Apa saja, sebenarnya bisa dimanfaatkan. Kuncinya mau mencoba dan mau berusaha. Saya awalnya juga begitu. Keprihatinan terhadap masalah lingkungan itu yang menyebabkan saya akhirnya membuat alternatif-alternatif,’’ sebut dia sambil menunjukkan beberapa sampel kertas yang sudah diproduksinya menjadi barang-barang bermanfaat.

Bagi Eva dan teman-teman, tentu saja ini bernilai, apalagi Riau beberapa saat lagi akan melaksanakan iven bergengsi PON XVIII. ‘’Ya, mudah-mudahan, karya yang kita pelajari ini bisa digunakan untuk menambah kekayaan hasil produksi lokal yang akan dipasarkan saat PON nanti,’’ harap ibu rumah tangga ini.

‘’Saya sudah siapkan ini nanti untuk paper bag oleh-oleh. Kita usahakan nanti boneka burung serindit ada di paper bag ini, Sekarang kita sedang jajaki teknik membuat burung serindit dari bahan sisa kerajinan songket dengan ukuran mini. Kalau bahan untuk membuat kertas, karena pokok pisang juga banyak di Pekanbaru, mudah-mudahan bisa kita penuhi jumlahnya. Begitupun kertas surat kabar,’’ jelasnya optimis.

Komitmen Lingkungan       

Melaksanakan program ini, bagi PT Kalila merupakan bagian dari komitmen pemberdayaan terhadap masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan. Juga mempertimbangkan aspek penyelamatan lingkungan secara berkelanjutan, sesuai dengan komitmen penyelamatan lingkungan oleh perusahaan yakni reduce, reuse dan recycle.

Manager General Affairs EMP Kalila, Heru Hardono menyebutkan, pelatihan ini salah satunya didasari oleh data bahwa produksi sampah di Kota Pekanbaru yang relatif tinggi, mencapai 2.000 meter kubik per hari. ‘’Dengan pelatihan ini diharapkan bisa mengurangi beban sampah yang selama ini menjadi problematika di Pekanbaru,’’ harap dia.

Hal tersebut juga sejalan dengan program safety, health and environment perusahaan, dimana memprioritaskan upaya daur ulang sampah menjadi kompos serta memanfaatkan limbah kertas menjadi hal-hal bermanfaat bukan saja pada kesinambungan lingkungan, juga bagi masyarakat banyak. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook