PENINGKATAN kesejahteraan masyarakat Indonesia juga diikuti perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser dari tradisional ke pola makan ala Barat yang membuat mutu gizi tak seimbang. Inilah yang mendorong tingginya obesitas atau kegemukan.
Obesitas pada anak sekolah dasar (SD) di Kota Bogor sudah termasuk kategori tinggi. Kegemukan dan pengaruh konsumsi fastfood terhadap obesitas pada anak sangat dipengaruhi gaya hidup praktis yang diterapkan orangtua. Karena itu, pemerintah harus lebih tanggap menyikapi permasalahan ini.
Dokter Anak dari RS Karya Bhakti, dr Arvan Martovan mengatakan, pola makan yang termasuk jenis junkfood menyebabkan kelebihan masukan kalori jika dikonsumsi secara tidak rasional. Berbagai makanan yang tergolong junkfood tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, softdrink, piza, hotdog dan lain-lain.
Masalah ini tentu harus ditangani sebelum terlambat. Karena pada usia pubertas, biasanya penderita merasa dikucilkan akibat berat badannya yang berlebih tersebut.
Obesitas merupakan akumulasi jaringan lemak bawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh yang akhir-akhir ini terlihat meningkat pergerakannya. Terutama dari golongan sosial ekonomi menengah ke atas.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan menimpa golongan miskin juga, karena tak sedikit jajanan yang berbahan dasar gula, minyak curah dan camilan ringan yang mereka konsumsi.
Ini merupakan masalah yang harus mendapat perhatian serius. Obesitas pada anak-anak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis pada masa dewasa seperti diabetes dan hipertensi.
“Penderita obesitas perlu penanganan khusus, salah satunya dengan memperbanyak aktivitas, sehingga anak tersebut tidak terpaku pada perilaku diam. Ini bisa membuat anak tersebut ingin terus mencari kudapan,” tambah dr. Arvan.
Selain itu, sang anak harus memulai program diet sehat guna mengontrol makanan yang dikonsumsinya. “Dengan menjalankan diet sehat, sang anak harus mengontrol makanan yang seimbang sehingga kualitas asupannya lebih bermutu,” tukasnya
Orangtua pun harus terus mengawasi dan memberikan asupan gizi yang seimbang yang terdiri atas empat sehat lima sempurna. Tujuannya agar memberikan gizi seimbang antara protein nabati dan hewani. (cr2/jpnn)