JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Orang kaya, apalagi superkaya, mah bebas. Di bumi lagi ruwet dengan Covid-19 dan susah jalan-jalan ke mana saja, ya pikniknya diganti ke luar bumi.
Setelah pendiri Virgin Galactic Richard Branson, giliran mantan CEO Amazon Jeff Bezos yang akan berwisata ke luar angkasa. Pesawat luar angkasa miliknya, Blue Origin, dijadwalkan terbang pada 20 Juli nanti.
Rencananya, Bezos akan terbang bersama dengan saudara lelakinya, Mark, pelopor aeronautika Wally Funk, dan satu orang lagi yang identitasnya belum diketahui. Orang tersebut memenangkan lelang untuk terbang bersama Bezos dengan harga fantastis. Yaitu, 28 juta dolar AS atau setara Rp405,79 miliar.
Dilansir Fortune, Funk yang berusia 82 tahun akan menjadi orang tertua yang terbang ke luar angkasa. Dia adalah veteran Mercury 13, program untuk menguji coba kelayakan astronot perempuan. Kala itu beberapa perempuan diuji coba, tapi tidak ada satu pun yang diterbangkan ke luar angkasa.
Funk adalah salah seorang veteran program tersebut yang masih hidup. Bezos agaknya ingin agar impian Funk dulu menjadi kenyataan.
Seharusnya, Blue Origin terbang lebih dulu. Tapi begitu jadwal penerbangan Blue Origin diungkap bulan lalu, Virgin Galactic berusaha menikung dan menyalip. Mereka mempercepat jadwal dan sukses menjejakkan kaki di Garis Karman pada 11 Juli lalu. Itu adalah batas antara atmosfer bumi dan luar angkasa.
Namun, Bezos tetap kalem. Branson boleh berangkat lebih dulu, tapi dia nanti terbang lebih tinggi. Hanya dua hari sebelum Virgin Galactic terbang, akun Twitter Blue Origin mengunggah perbandingan penerbangan yang akan mereka lakukan. Salah satunya adalah perbedaan ketinggian.
Militer AS, Badan Penerbangan Federal, dan NASA menyatakan bahwa batas antara bumi dan luar angkasa alias Garis Karman berada di 80 kilometer di atas tanah. Tapi, Federation Aeronautique Internationale (FAI) berpendapat bahwa batas luar angkasa adalah 100 kilometer di atas permukaan tanah.
Virgin Galactic terbang setinggi 83 kilometer di atas tanah. Roket New Shepard akan membawa pesawat milik Blue Origin terbang di atas 100 kilometer dari atas permukaan tanah. Itu memungkinkan karena mereka memakai roket pendorong.
Jendela milik Blue Origin juga lebar, bahkan terbesar untuk ukuran pesawat luar angkasa. Dengan begitu, penumpang bisa mengamati bumi dengan leluasa.
"’Itu hanya salah satu dari banyak keuntungan terbang bersama Blue Origin. Sejak awal, Blue Origin didesain untuk terbang di atas Garis Karman," cuit akun Twitter resmi mereka.
Blue Origin secara resmi berdiri pada 2015. Selama enam tahun mereka telah melakukan 15 kali tes penerbangan. Sedangkan dari berbagai uji coba Virgin Galactic, hanya tiga kali yang berhasil.
Elon Musk dengan SpaceX-nya memiliki level yang lebih tinggi lagi. Dengan kata lain, dia sudah pakar. Perusahaannya secara berkala telah mengantarkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Karena itu, layanan yang dia berikan bukan lagi sekadar mencecap luar angkasa sesaat atau dalam hitungan menit. SpaceX akan membawa warga sipil pertama ke orbit luar angkasa selama 3–4 hari.
Musk tidak ikut di dalamnya. Karena semuanya warga sipil, mereka menjalani pelatihan lebih dulu untuk bisa menyesuaikan diri nanti. Termasuk berlatih di area nol gravitasi. Penerbangan yang dinamai Inspiration4 itu didanai miliarder Jared Isaacman untuk menggalang dana bagi Rumah Sakit Penelitian Anak St Jude.
Isaacman akan terbang dengan kapsul SpaceX bersama asisten dokter St Jude, penyintas kanker tulang masa kanak-kanak Hayley Arcenaux, insinyur data Chris Sembroski dan ahli geologi, serta komunikator sains dan artis Sian Proctor. SpaceX juga menawarkan penerbangan untuk melihat bulan dari jarak dekat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi