RIAUPOS.CO – Perangkat smartphone setahun ke belakang banyak yang hadir dengan tawaran RAM yang besar-besar. Padahal dulu, RAM besar pada ponsel hanya hadir untuk perangkat flagship. Sementara saat ini, RAM smartphone besar sudah bisa ditemui bahkan pada perangkat low end.
Semakin banyaknya smartphone yang hadir dengan RAM besar sampai kepada level dengan harga terjangkau ini pun menimbulkan tanya. Sebenarnya seberapa perlu kah RAM besar pada perangkat smartphone?
Menjawab hal tersebut, pemerhati gadget dari Gadtorade, Lucky Sebastian membeberkan, saat ini RAM smartphone besar-besar adalah untuk mengimbangi kebutuhan aplikasi yang ada. “Besar kecil RAM karena banyak keperluan. Supaya si aplikasi tidak perlu ditutup dan siap running tanpa keluar dari aplikasi yang membutuhkan waktu. Hal itu beda dengan yang RAM terbatas yang menuntut aplikasi perlu ditutup dulu,” jelas Lucky saat dihubungi JawaPos.com.
Ilustrasi: Jeroan smartphone yang memuat komponen RAM. (PocketNow)
RAM yang besar-besar, dikatakannya, mendukung kebutuhan multitasking yang lebih halus. Dengan RAM besar, seperti sudah disinggung di atas, lebih banyak aplikasi dapat dijalankan tanpa menutup aplikasi lainnya.
“Analoginya ini seperti mobil di lampu merah. Dia nggak harus mematikan mesin saat berhenti, biar saja idle, jadi kalau mau jalan tinggal gas, terus jalan. Kalau mesinnya dimatikan dulu, kan memakan waktu, nyalain dulu, baru ngegas. RAM kira-kira seperti itu,” sambungnya.
Ditanya soal seberapa perlu RAM besar-besar hadir sampai ke level smartphone dengan harga murah meriah, Lucky menyebut hal itu tergantung kepada kebutuhan pengguna sendiri. Terlebih lagi, menurutnya, aplikasi saat ini juga memang sudah menuntut RAM yang besar-besar terlepas dari tahu atau tidaknya pengguna soal fungsi RAM yang sesungguhnya.
“Saat ini banyak aplikasi yang menuntut RAM besar seperti game, editing, dan semacamnya. Jadi vendor menyesuaikan hal itu. Selain itu, beberapa vendor juga hadir dengan User Interface (UI) sendiri. Nah, UI ini membutuhkan RAM sendiri untuk apa yang harus selalu di-running. Semakin kompleks UI-nya, semakin banyak fiturnya, ya semakin banyak memakan RAM,” terang pria berkacamata itu.
Hal yang menutut kebutuhan RAM makin besar juga karena semakin masifnya penggunaan aplikasi media sosial (medsos) dan layanan perpesanan instan semisal Instagram, Facebook, WhatsApp, dan sebagainya oleh masyarakat. Selain itu, sistem operasi atau OS Android saat ini juga dikatakan semakin advance dan menutut adanya RAM besar.
Selain dari sisi software, Lucky menuturkan, kebutuhan RAM yang besar juga dituntut oleh hardware pada perangkat yang bersangkutan. “Misalnya saja jumlah kamera, besaran megapiksel, itu juga menuntut RAM besar,” sambungnya.
Meski menyambut baik hadirnya RAM yang besar-besar untuk keperluan mendampingi performa aplikasi dan hardware perangkat yang bersangkutan, Lucky menepis anggapan bahwa RAM adalah penentu kecepatan smartphone. Menurutnya, yang lebih baik tetap pada kemampuan manajemen pengolahan penyimpanan yang mampu dibuat pembuat smartphone.
“RAM bukan faktor utama penentu kecepatan perangkat, masih ada faktor-faktor lainnya. Jadi masyarakat juga perlu diedukasi. Kebanyakan kan beranggapan lebih besar lebih baik, padahal tidak selalu. Yang penting tetap kemampuan manajemen dari smartphone itu sendiri. Kalau mereka lihat ada sisa RAM besar di smartphone-nya, dianggapnya bagus, padahal itu salah,” terang Lucky.
Dirinya juga menuturkan, saat ini RAM smartphone memiliki banyak jenis dan tipe. Harga hardware RAM juga dikatakan tidak mahal. Oleh karenanya kini banyak merek menjadikan ukuran RAM sebagai nilai jual utama. “Harganya tidak mahal tapi bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi, banyak merek sekarang seperti itu, menjadikan RAM sebagai nilai jual,” imbuh Lucky.
Terakhir, dirinya menambahkan bahwa ‘perang’ angka-angka RAM masih akan terus berlanjut. Hal tersebut akan berbanding lurus dengan chipset terbaru yang terus keluar dari para pembuat chipset yang mampu mengakomodir kebutuhan RAM sesuai target.
“Kalau pembuat chipset mampu mengakomodir angka RAM yang lebih besar, ya, ini akan terus berlanjut. Tapi menurut saya, saat ini 4 GB sudah paling kecil saat ini. Angka 6 GB sudah cukup optimal lah. Kembali lagi kepada penggunaan dan kemampuan manajemen RAM oleh perangkat yang bersangkutan,” tandasnya.
Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com