JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Airbag atau kantung udara pada mobil berfungsi untuk melindungi pengemudi maupun penumpang dari benturan dan cedera serius saat kecelakaan. Hanya saja, entah karena kesalahan sistem atau proses pembuatan, airbag ternyata justru menjadi penyebab kecelakaan.
Adalah produsen airbag Takata yang belakangan menjadi sorotan. Takata dengan airbag-nya di berbagai mobil yang beredar di seluruh dunia dinilai banyak bermasalah dan kerap menimbulkan kecelakaan, alih-alih melindungi penumpang mobil saat kecelakaan.
Dikutip JawaPos.com dari laman Carscoops, Jumat (9/8), Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS) di Distrik Timur Michigan telah mengumumkan bahwa Takata memulai melakukan pembayaran ganti rugi kepada para korban akibat insiden airbag-nya yang meletus sendiri.
The Detroit News melaporkan bahwa periode pembayaran pertama, yang berjumlah hampir USD 9,8 juta atau setara dengan Rp139,8 miliar akan diberikan kepada 102 penerima yang menjadi korban airbag Takata.
Seorang petugas khusus yang ditunjuk untuk mengawasi dana restitusi menghitung pembayaran yang akan diterima oleh para korban yakni USD 643,4 atau senilai Rp8,8 jutaan untuk masing-masing korban yang mengajukan klaim tentang cedera yang disebabkan inflator airbag Takata yang rusak dan cedera khusus yang diderita masing-masing.
Hampir 70 juta kendaraan di seluruh Amerika Serikat telah ditarik kembali dalam beberapa tahun terakhir karena inflator airbag Takata yang rusak. Angka itu mewakili sekitar 13 persen dari semua kendaraan terdaftar di negara ini.
Inflator meledak telah dikaitkan dengan setidaknya 24 kematian di seluruh dunia, 16 di antaranya terjadi di Amerika Serikat yang lebih dari 250 cedera juga telah dilaporkan.
Sebagai bagian dari penarikan kembali keselamatan otomotif terbesar dalam sejarah, Takata mengaku bersalah dan diharuskan membayar hampir USD 1 miliar dalam hukuman pidana. Dari denda ini, sekitar USD 125 juta akan digunakan untuk individu yang terluka. Total USD 850 juta akan disediakan bagi para pembuat mobil untuk menutupi biaya penarikan dan penggantian, sementara sisanya USD 25 juta adalah denda.
Propelan yang digunakan oleh inflator yang salah dapat menjadi tidak stabil dalam perjalanan waktu dan meledak. Efeknya pecahan peluru logam bisa terlempar ke arah pengemudi dan penumpang. Sekitar 20 juta kendaraan baru yang dipasangi airbag Takata diperkirakan akan ditarik kembali dalam beberapa tahun mendatang.
Sementara dikutip dari laman CarAdvice, lebih dari 600 ribu airbag ‘maut’ Takata masih berada di jalan raya. Laman HeraldSun menyebut bahwa sebanyak 500 ribu lebih mobil dengan airbag Takata masih beredar di Australia dan belum melakukan perbaikan.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi