MOL dari Nasi Basi Cairan Penghancur Sampah Tercepat

Teknologi | Minggu, 09 Juni 2013 - 06:35 WIB

MOL dari Nasi Basi Cairan Penghancur  Sampah Tercepat
Siswa SMAN 4 Pekanbaru menanam pohon mangga yang sudah dicampurkan cairan MOL. Foto: MASHURI KURNIAWAN/RIAU POS

Nasi  basi sering menjadi limbah terbuang begitu saja. Biasanya nasi basi ini dibuang ke tempat sampah, drainase, atau diberikan sebagai bahan pakan ternak. Padahal nasi basi bisa dijadikan bahan bioaktifator, unsur pembuatan pupuk kompos. Cairan ini sering disebut MOL (micro organisme local).

Laporan MASHURI KURNIAWAN, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selama ini biasanya cairan yang digunakan untuk pembuatan pupuk kompos berbahan kimia. Tidak banyak yang mengetahui bahwa nasi basi bisa dijadikan cairan pengganti bahan kimia itu.

Nasi basi yang sudah menjadi cairan ini jauh lebih bagus dalam mempercepat proses pembusukan sampah. MOL mengandung mikro organisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar, mudah didapat tanpa harus mengeluarkan uang banyak.

 Hanya memerlukan wadah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro organisme dari nasi basi. Proses hancurnya sampah oganik seperti dedaunan secara alami. MOL dipasaran sangat mahal. MOL dari nasi bekas tidak merusak lingkungan dan juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.

Dosen Fakultas Perikanan Universitas Riau, Sakti Hutabarat pembuat MOL dari nasi basi ini, menjelaskan, pembuatan cairan MOL sangat sederhana sekali. Yakni melalui proses fermentasi yang ditambah dengan larutan gula.  Menurut dia, ini  sangat bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat umum dalam menyuburkan tanah.

Dalam pembuatan MOL yang harus dilakukan adalah nasi bekas atau nasi basi dibuat bulat sebesar bola pimpong, sebanyak 3-4 bulatan.

Setelah itu, nasi basi yang telah dibentuk bulat, disimpan di dalam wadah kaleng, mangkok, atau botol plastik yang ditutup rapat-rapat.

Sakti menyebutkan, jangan meletakkan wadah berisi nasi basi di tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari. Biarkan selama satu pekan.

Setelah itu, nasi basi akan ditumbuhi jamur atu cendawan yang berwarna merah hingga kekuning-kuningan.

Selanjutnya, siapkan botol kapasitas  dua liter air. Masukan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur ke dalam botol. Buat larutan air bercampur gula pasir atau sirup manis. Dalam hal ini, sambungnya, perlu diperhatikan dengan seksama perbandingan antara air dan gula pasir atau sirup manis. Yang mana 1,5 liter air berbanding lima sendok gula pasir atau sirup manis.

Mengapa mempergunakan gula? Viktor mengatakan, dipergunakannya gula sebagai sumber makanan dan hidupnya bakteri yang ada di jamur.  Setelah itu, masukkan larutan air gula pasir atau sirup ke dalam botol yang berisi nasi basi yang telah ditumbuhi jamur.

‘’Botol yang berisi campuran nasi basi dan gula pasir atau sirup lalu ditutup. Biarkan selama empat hari. Setelah empat hari, sebelum dibuka botol dikocok terlebih dahulu. Dengan begitu nasi basi dan gula bercampur merata,’’ ucapnya.

Dalam mengocok larutan harus diperhatikan, kata dia lagi, sesekali botol dibuka agar kandungan gas yang ada dalam botol dapat keluar. ‘’Kita harus hati-hati membuka tutup botol karena tekanan gas cukup tinggi. Cukup mengejutkan bila tutup botol dibuka, bila cairan selesai dikocok,’’ tambahnya.

MOL sudah dikatakan siap pakai, apabila tercium bau masam manis seperti tapai yang keluar dari dalam botol hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir. Sebelum mempergunakannya, cairan ini terlebih dahulu di saring cairan dengan kain kasa. Kemudian masukan ke dalam botol dan MOL siap untuk dipergunakan.

‘’Ampas sisa MOL juga bisa dimanfaatkan kembali. Caranya tambahkan cairan gula kembali,’’ tegas Viktor.

Tidak hanya sampai di situ, Vitor juga menjelaskan, dalam menggunakan MOL untuk tanaman, perlu diperhatikan aturan pakainya. Jika terlalu banyak pupuk cair yang disiramkan pada tanaman, akan berakibat layu dan mati. Untuk mencegah hal itu, maka diperlukan perbandingan pemakaian pupuk cair. Perbandingannya adalah satu pupuk cair berbanding lima liter air.

‘’Go Green untuk dunia, merupakan tujuan dari kita semua manusia yang peduli lingkungan hidup. Kebersamaan seluruh manusia menjaga lingkungan yang bersih. Dan melestarikan pola hidup yang sehat serta berkelanjutan untuk umat manusia di bumi ini,’’ ujarnya.

Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Kasiarudin menambahkan, untuk membuat kompos bila dilakukan secara alami membutuhkan waktu  lama. Dengan MOL sangat mempermudah penguraian guna memacu proses pengomposan bahan organik agar lebih cepat menjadi kompos.

‘’Saya ada membaca artikel bahwa pembuatan kompos sering disebut sebagai the art of turning death into life atau sebuah seni yang mengubah kematian menjadi kehidupan. Hewan atau tumbuhan yang sudah mati diuraikan oleh mikro organisme pengurai menjadi kompos yang dapat menyuburkan tanah sehingga tanaman menjadi tumbuh hijau,’’ katanya.

Dalam pembuatan MOL, menurut dia, sangat  mudah. Bahannya bisa dari limbah rumah tangga.’’Ya, seperti nasi basi. Dari buah yang busuk, ubi, dan limbah rumah tangga lainnya,’’ tambah Kasiarudin menjelaskan.

Bahkan ungkap Kasiarudin, MOL yang sudah jadi tersebut bisa dipergunakan kembali untuk membuat MOL baru lagi. Caranya, ambil seperempat bagian MOL  dari botol yang sudah jadi MOL. Kemudian tuang ke dalam botol kosong yang diisi air hingga tiga perempat botol. Tambahkan gula pasir 5-7 sendok. Kocok hingga larut. Biarkan dalam keadaan terbuka selama seminggu.

‘’Saya memang belum pernah mencobanya. Tapi, berdasarkan pengalaman PNS di lingkungan BLH sudah ada yang mempraktikannya. Hasilnya sangat bagus. Tanaman jadi subur dan daun hijau memekar dengan baik,’’ cerita Kasiarudin.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook