BEIJING (RP) - Cina tampaknya kembali menyalip Amerika Serikat dalam perang pembuatan superkomputer tercepat. Pasalnya, negeri komunis ini dikabarkan berhasil mengembangkan super komputer yang dua kali lebih cepat dari yang ada di AS.
Superkomputer Tianhe-2 atau dijuluki juga Milkyway-2, diperkenalkan secara resmi oleh China’s National University of Defense Technology (NUDT) dalam sebuah konferensi yang diadakan pada akhir Mei lalu.
"Kami mengkonfirmasi pekan ini, bahwa Milkyway-2 beroperasi secepat 30,7 petaflops - quadrillions per detik," kata profesor Jack Dongarra dari University of Tennessee, seperti dilansir pctechmag (8/6).
Sedangkan, superkomputer Titan, milik pemerintah AS hanya memiliki kecepatan 17,6 petaflops per detik. Artinya, Milkyway-2 milik Cina, hampir dua kali lebih cepat dari kepunyaan AS.
NUDT sendiri menyatakan superkomputer baru ini terbuka bagi layanan umum. Mereka mencantumkan beberapa kemungkinan penggunaan Milkway-2, termasuk simulasi untuk pengujian pesawat terbang, pengolahan data besar dan membantu dalam keamanan pemerintah.
Milkyway-2 akan diuji secara resmi, namun dengan kecepatan luar biasa tersebut kemungkinan akan menempatkannya di puncak daftar Top 500 superkomputer, yang diharapkan akan diresmikan pada International Supercomputing Conference pekan depan. Ini akan menandai pertama kalinya sejak 2010 bahwa Cina berada di puncak daftar pemilik superkomputer tercepat di dunia setelah superkomputer Tianhe-1.
Soal komputer di antara dua negara ini memang lama berseteru, sebelumnya Washington Post lewat sebuah dokumen rahasia yang diperolehnya memberitakan daftar sistem persenjataan Amerika yang sempat diretas oleh hacker China. Di antara "korban" peretasan ini terdapat juga beberapa jet tempur Amerika yang di antaranya adalah F-35 Joint Strike Fighter dan F/A-18 Fighter.
Tidak hanya itu, helikopter tempur V-22 Osprey dan kapal laut tempur "Littoral Combat Ship" ternyata juga menjadi salah satu kendaraan tempur yang diretas. Diikuti perangkat tempur PAC-3 Patriot missile system, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Navy Aegis ballistic-missile defense system yang juga tidak luput dari aksi hacker asal negeri tirai bambu tersebut. (esy/jpnn)