TEKNOLOGI

WhatsApp Batasi Penerusan Pesan ke Satu Chat dalam Satu Waktu

Teknologi | Rabu, 08 April 2020 - 14:00 WIB

WhatsApp Batasi Penerusan Pesan ke Satu Chat dalam Satu Waktu
Contoh pesan terusan atau forwarded message dengan ikon panah ganda di platform WhatsApp.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia menyebabkan miliaran orang tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan teman dan keluarga. Alternatifnya, banyak platform perpesanan instan semisal WhatsApp menjadi pilihan untuk tetap terhubung.

Semua pesan dan panggilan di WhatsApp diklaim secara default sudah dienkripsi secara end-to-end (end-to-end encrypted) guna memberikan ruang yang aman untuk percakapan pribadi. Jadi, lewat platform tersebut, banyak orang bisa menjadi lebih terhubung dengan dokter, guru, dan orang-orang terdekat di tengah situasi yang penuh dengan kewaspadaan ini dengan lebih aman.


Dalam situasi darurat Covid-19 seperti saat ini juga, WhatsApp meluncurkan fitur baru pembatasan penerusan pesan ke satu chat dalam satu waktu. Tahun lalu, WhatsApp juga memperkenalkan tanda khusus untuk pesan-pesan yang telah diteruskan (forwarded) berkali-kali kepada pengguna.

Pesan ini ditandai dengan ikon panah ganda (double arrows) untuk menunjukkan bahwa pesan tersebut tidak berasal dari kontak terdekat Anda. Pesan-pesan ini bersifat kurang personal dibandingkan dengan pesan lainnya yang dikirim melalui WhatsApp.

“Maka dari itu, hari ini kami memperkenalkan fitur yang membatasi pesan-pesan ini, sehingga hanya dapat diteruskan ke satu chat dalam satu waktu,” ujar pihak WhatsApp melalui keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com.

Sebagai layanan perpesanan pribadi, selama bertahun-tahun WhatsApp mengaku juga telah melakukan beberapa upaya untuk membantu menjaga percakapan yang bersifat pribadi bagi pengguna. Sebagai contoh, sebelumnya menetapkan batasan pada pesan yang diteruskan untuk menangani konten viral, yang menyebabkan penurunan pesan yang diteruskan sebanyak 25 persen secara global pada saat itu.

Apakah meneruskan pesan selalu bermakna buruk? Tentu tidak. Bisa jadi pengguna hanya meneruskan informasi yang bermanfaat, video lucu, meme, serta kata-kata mutiara atau doa yang bermakna. Akan tetapi, jika disalahgunakan tentu berbahaya.

WhatsApp sendiri melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan pesan yang juga disampaikan oleh para pengguna bahwa limpahan pesan terusan yang mereka dapatkan terlalu banyak dan berpotensi mengandung misinformasi.

Selain pembaruan ini, WhatsApp juga bekerja secara langsung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lebih dari 20 kementerian kesehatan di seluruh dunia, untuk membantu menghubungkan orang-orang dengan informasi yang akurat.

Secara bersama, lembaga otoritas terpercaya tersebut telah mengirim ratusan juta pesan secara langsung kepada orang-orang yang ingin memperoleh informasi resmi. Pengguna dapat mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif ini, serta mengetahui cara melaporkan mitos, hoaks, maupun berita palsu kepada organisasi pemeriksa fakta, di dalam Pusat Informasi Coronavirus WhatsApp.

Di Indonesia misalnya, beberapa minggu lalu WhatsApp telah meluncurkan chatbot terkait Covid-19 bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia seputar Covid-19. Caranya, pengguna dapat mengirimkan chat ke nomor resmi WhatsApp chatbot Covid-19 (0811-3339-9000) dan menerima jawaban berupa pilihan informasi yang dapat mereka ketahui lebih lanjut.

Layanan chatbot ini dirancang sebagai salah satu kanal resmi pemerintah Indonesia untuk menyediakan sumber informasi resmi dan tips bermanfaat kepada masyarakat Indonesia agar senantiasa aman dan terlindungi dari penyebaran Covid-19.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook