SYDNEY (RP) - Peneliti dari berbagai negara telah menemukan lapisan es tertua di Antartika yang diperkirakan berusia 1,5 juta tahun. Penelitian atas lapisan es ini akan memberi informasi mengenai perubahan cuaca masa depan.
Menurut laman ABC, Rabu (6/11), ilmuwan dari 22 negara yang melakukan riset dan kerja lapangan selama lima tahun menemukan lapisan es tersebut di wilayah timur Antartika. Sejumlah radar udara telah digunakan untuk menyalurkan sinar cahaya guna menembus es dan mengungkap ketebalannya.
"Ada daerah luas di Antartika di mana kita tidak mengetahui apapun tentang ketebalan es, atau setidaknya sangat sedikit yang kita ketahui," kata Dr Tas van Ommen, dari Australian Antarctic Division.
Menurutnya, dengan meneliti lapisan inti es maka peneliti bisa memerkirakan panas yang datang dari bumi. Beberapa anggota tim membuat model yang sangat rinci tentang bagaimana es mengalir untuk melihat berapa usianya sesungguhnya. Tebal lapisan es itu sekitar tiga kilometer.
"Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris menggunakan pesawat DC-3 untuk pemetaan batuan dasar di bawah es di daerah Aurora Basin," jelas Ommen.
Inti es yang diambil dari lapisan tersebut dapat mengandung informasi berharga tentang cuaca bumi dan gas rumah kaca. "Inti es tua, di atas seribu tahun, akan memberitahukan ke kita lebih banyak tentang bagaimana cuaca merespon kondisi CO2 dan kemudian kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengerti bagaimana perubahan akan terjadi di masa depan," ujarnya.
Penemuan itu juga penting untuk eksplorasi lapisan inti es di masa depan. Pemimpin penelitian itu, Hubertus Fischer, merupakan seorang profesor fisika iklim dari Universitas Bern di Swiss. Menurutnya, proyek pengeboran dalam di Antarktika dapat berlangsung antara tiga sampai lima tahun. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Jurnal Climate of the Past. (esy/jpnn)