Lintasan Venus bak Tahi Lalat Cindy Crawford

Teknologi | Kamis, 07 Juni 2012 - 15:48 WIB

Lintasan Venus bak Tahi Lalat Cindy Crawford
PLANET Venus terlihat seperti bintik hitam di muka matahari saat terjadi fenomena Transit Venus. Foto diambil di Jogja Astro Club, Soropadan, Jogjakarta, Rabu (06/06). Transit Venus merupakan fenomena langka melintasnya Planet Venus diantara matahari dan bumi, sehingga tampak sebagai bintik kecil di muka matahari. Fenomena serupa akan terjadi kembali pada 11 Desember 2117. Foto : Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja/JPNN

PARIS – Ada yang lain dengan penampakan matahari kemarin (6/6). Tak seperti hari-hari biasanya, sebuah titik hitam kecil terlihat di dekatnya. Benda berbentuk bulat itu seperti sedang menyeberangi surya dengan lintasan lurus. Fenomena unik itu terjadi selama sekitar enam jam dan 40 menit.

Para pakar astronomi di Eropa dan Australia menyebut peristiwa langka tersebut sebagai fenomena lintasan Planet Venus. Konon, hal itu hanya terjadi sekali dalam rentang waktu 105 tahun. ’’Tak seorang pun yang hari ini (kemarin, Red) menyaksikan peristiwa itu akan menyaksikannya kembali untuk kali kedua,’’ kata Robert Massey dari Royal Astronomical Society di Inggris.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemarin Massey menyaksikan lintasan Venus itu dari bukit Cotswold di wilayah baratdaya England. ’’Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Saya sangat beruntung bisa menyaksikan peristiwa ini,’’ ujarnya.

Venus terlihat melintasi matahari Selasa malam waktu Inggris (sekitar subuh WIB kemarin). Lalu, selama sekitar tujuh jam Venus tampak seperti bintik hitam kecil pada matahari.

Pemandangan langka itu juga bisa disaksikan di berbagai belahan dunia. Namun, perbedaan waktu membuat warga di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan tidak punya banyak kesempatan untuk menyaksikan. Sebab, fenomena itu terjadi di malam hari. Bahkan, para pakar pun terpaksa menunggu sampai fajar untuk melakukan observasi secara langsung ke angkasa dengan bantuan teleskop.

’’Kami menyesal tidak bisa menyaksikan apapun dari Paris. Tak mudah menjadi astronom,’’ sesal Claude Catala, direktur Paris Observatory.

Beruntung, beberapa organisasi, termasuk NASA (badan antariksa AS), menayangkan rekaman peristiwa itu lewat internet. Dengan begitu, astronom seperti Catala yang tak sempat melihat langsung tetap bisa melakukan observasi.

Warga di kawasan Samudera Pasifik serta wilayah utara dan tengah Amerika mendapat kesempatan pertama untuk menyaksikan lintasan Venus itu. ’’Jika Anda bisa melihat tahi lalat di wajah Cindy Crawford, seperti itulah Venus,’’ gurau Van Webster, anggota Los Angeles Astronomical Society, saat menyaksikan dari Bukit Hollywood.

Australia, AS, dan Polinesia Prancis menjadi lokasi ideal untuk menyaksikan fenomena tersebut. Sekitar 1.500 warga memadati Sydney Observatory untuk menyaksikan momen istimewa itu kemarin. Lalu, sekitar 600 orang berkumpul di Goddard Space Flight Center, Negara Bagian Maryland, AS, dan sekitar 2 ribu orang berjajar di Venus Point, pantai Tahiti, Polinesia Prancis.

Venus -diambil dari nama dewi kecantikan Romawi- jarang melintas langsung di antara bumi dan matahari. Jadi, peristiwa kemarin termasuk fenomena langka. Para pakar meramalkan bahwa Venus akan kembali melintas di antara bumi dan matahari pada 2117. Saat itu, Venus akan terlihat sebagai bintik hitam berukuran sekitar 1/30 matahari.

Sejak teleskop ditemukan pada awal 1600-an sampai kini, Venus tercatat sudah enam kali transit di matahari. Yakni, pada 1761, 1769, 1874, 1882, 2004, dan 2012. Lintasan Venus itu muncul berpasangan dalam rentang delapan tahun. Fenomena kemarin merupakan pasangan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada 2004. (AP/AFP/hep/dwi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook